dc.description.abstract | Penduduk Provinsi DKI Jakarta menggunakan air tanah untuk kebetuhan sehari-hari. Dampak penggunaan air tanah yang tidak terkontrol di antaranya adalah penurunan muka tanah dan intrusi air laut. Untuk menghindari dampak tersebut diperlukan pengelolaan yang tepat, diantaranya adalah pengisian ulang atau recharging air tanah. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis metode pengukuran muka air tanah, metode pengisian ulang atau recharging air tanah, dan metode estimasi recharging yang tepat untuk diterapkan di DKI Jakarta. Ketiga metode tersebut dianalisis dengan parameter yang berbeda-beda. Hasil dari analisis metode pengukuran muka air tanah yang dapat diterapkan di zona akuifer DKI Jakarta adalah metode GRACE (Gravity Recovery and Climate Experiment), metode GPS (Global Positioning System), dan metode sumur pantau. Sedangkan metode pengukuran muka air tanah yang kurang tepat untuk diterapkan di zona akuifer DKI Jakarta adalah metode confining layers. Hasil dari analisis metode recharging air tanah yang dapat diterapkan di tanah aluvial DKI Jakarta adalah metode water spreading, metode injection well, metode dug well, dan metode Lubang Resapan Biopori (LRB). Sedangkan metode recharging air tanah yang kurang cocok untuk diterapkan di DKI Jakarta adalah metode check dam, water spreading, dan metode induced recharge. Hasil dari analisis metode estimasi recharging air tanah adalah seluruh metode yang ditemukan pada studi ini dapat diterapkan dan disesuaikan dengan pada kebutuhan penelitian. | en_US |