MANUVER GEOEKONOMI CINA TERHADAP SRI LANKA STUDI KASUS :AKUISISI PELABUHAN HAMBANTOTA TAHUN 2017
Abstract
Presiden Xi Jinping mengumumkan rencana pembangunan Silk Road Economic Belt dan 21st Century Maritime Silk Road atau yang dikenal sebagai Belt Road Initiative (BRI) sebagai proyek perdagangan dan investasi luar negeri cina yang berguna untuk memperkuat pengaruh ekonomi. Sri Lanka yang telah menjadi perhentian penting di Jalur Sutra Maritim sejak zaman kuno menjadi salah satu negara tujuan proyek tersebut karena pertimbangan letak geografis di salah satu rute perdagangan tersibuk dunia yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Kebijakan BRI yang dijalankan Cina menjadi gambaran analitis tentang kepentingan nasional Cina dengan melakukan manuver geoekonomi di Sri Lanka menggunakan instrumen trade policy, Economic Assistance, financial and monetary policy dan investment policy. Metode yang digunakan dalam mengkaji penelitian studi kasus ini adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data sekunder yang relevan dengan penelitian penulis. Penelitian ini membahas tentang manuver geoekonomi Cina terhadap Sri Lanka yang dalam penerapan nya digunakan untuk mengakuisisi Pelabuhan Hambantota sebagai langkah mengatasi kerugian atas kegagalan pembayaran Sri Lanka pada pembangunan Pelabuhan Hambantota sebagai pusat penggerak perekonomian dan penghubung maritim di dalam inisiatif proyek Maritime Silk Road untuk mencapai beberapa tujuan mutlak didasari oleh unsur keuntungan melalui agenda akuisisi Pelabuhan Hambantota