KEBIJAKAN PERTAHANAN JEPANG DALAM MERESPONS PENGEMBANGAN SENJATA PEMUSNAH MASSAL JARAK JAUH KOREA UTARA (2009-2017)
Abstract
Jepang sebagai negara tidak lepas dari konflik dan bentrokan di lingkungan politik
internasional, termasuk di wilayahnya sendiri di Asia Timur Laut. Salah satu
bentrokan yang dialami Jepang di Asia Timur Laut adalah dengan Korea Utara,
terkait uji coba rudal balistik Korea Utara. Untuk merespon ancaman tersebut,
Jepang perlu mempersiapkan pertahanan dan keamanannya melalui kebijakan
pertahanan termasuk kekuatan militer Jepang apalagi peningkatan kekuatan
militer modern masa kini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan Jepang dengan
mudah. Sementara pada pasal IX Konstitusi Jepang membatasi peningkatan
kemampuan militer karena dianggap sebagai upaya yang berpotensi untuk
terjadinya perang. Studi ini menganalisis implementasi kebijakan pertahanan
Jepang di tengah lingkungan strategis kawasan Asia Timur dengan persoalan
persepsi ancaman, khususnya pada uji coba rudal balistik Korea Utara dari tahun
2009 hingga 2017 dengan menggunakan teori balance of threat. Penelitian ini
mengungkap kebijakan pertahanan Jepang di atas komitmen aliansi menggunakan
strategi balancing yang dibangun bersama-sama dengan Amerika Serikat dan
mitra strategis lainnya, dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan persepsi
ancaman senjata pemusnah massal Korea Utara. Pada akhir penelitian ini
diperoleh kesimpulan tentang bagaimana uji coba rudal balistik Korea Utara yang
mengancam keamanan Jepang menjadi salah satu dasar pertimbangan kebijakan
pertahanan aliansi yang diambil Jepang hingga saat ini.