| dc.description.abstract | Sistem perpipaan itu sebagai sistem transportasi migas yang dipilih karena terbukti mampu mendistribusikannya dengan kapasitas besar dengan waktu yang cepat, Sistem perpipaan yang telah terpasang itu diharapkan dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama dan untuk memastikannya tentu perlu dilakukan pengawasan dan perawatan (maintenance) secara rutin. Sistem perpipaan yang telah terpasang memiliki risiko kerusakan akibat beberapa hal seperti kesalahan operasi, pihak ketiga, dan lainnya. Artinya perusahaan migaspun diperlukan teknologi yang tinggi, pekerja yang kompeten dan pastinya hal ini mengandung resiko bahaya yang besar baik bahaya kecelakaan kerja dan kegagalan2 operasi yang berakibat terhentinya proses operasi dan juga berpotensi bahaya jika hal-hal tersebut tidak dikelola dengan baik.
Salah satu kegiatan yang paling critical dalam kegiatan uasaha migas adalah pengelasan. Proses pengelasan yang tidak sesuai prosedur dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang bahkan sampai menimbulkan korban jiwa (fatality). Maka dari itu diperlukanlah perlukanlah WPS (Welding Procedure Specification) dimana wps adalah prosedur pengelasan yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang digunakan untuk standardisasi pengelasan.
Saat pengelasan tidak berjalan sesuai dengan prosedur, maka produk akan mengalami cacat pengelasan. Kualitas pengelasan merupakan tanggung jawab seorang WI (Welding Inspector). Welding Inspector menjaga, meminimalisasi bahkan menghilangi cacat, yaitu mulai dari timbulnya porosity yang mengakibatkan adanya repair.
Dan hasil pengamatan ini penyebab cacat las adalah 4M1E yaitu Man, Machine, Method, Material dan Environment, dan cacat las yang ditemukan pada kasus ini adalah porosity. Kemudian tukang las tidak melakukan pengelasan sesuai dengan WPS (Welding Procedure Specification). | en_US |
