ANALISIS RISIKO OPERASIONAL GUDANG PADA GUDANG KONSOLIDASI EKSPOR MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODES AND EFFECTS ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS: PT KBN PRIMA LOGISTIK)
Abstract
PT KBN Prima Logistik merupakan anak perusahaan PT Kawasan Berikat Nusantara (PERSERO) sebagai BUMN yang memberikan layanan logistik, forwarding, dan warehousing. Perusahaan memiliki misi untuk selalu meningkatkan nilai tambah perusahaan serta daya saing dan optimalisasi pelayanan kepada pelanggan. PT KBN Prima Logistik sebagai perusahaan yang bergerak pada jasa warehousing memiliki beberapa gudang diantaranya adalah gudang umum, gudang terbuka , dan gudang tertutup. Penelitian dilakukan pada salah satu gudang tertutup yaitu gudang konsolidasi. Gudang konsolidasi berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang hasil produksi perusahaan yang kemudian disimpan pada gudang ini dan selanjutnya akan dilakukan ekspor. Sebagai perusahaan yang memberikan layanan konsolidasi ekspor tentunya banyak barang customer yang harus diurus sehingga memunculkan beberapa risiko operasional. Pengelolaan operasional pada gudang belum dikatakan optimal karena berdasarkan hasil observasi masih ditemukan beberapa masalah seperti keterlambatan barang, keterlambatan peti kemas, kondisi karton rusak, kesalahan memasukkan barang pada peti kemas dan aktivitas operasional lainnya yang masih terdapat kesalahan dama pelaksanaannya. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti melakukan identifikasi untuk menemukan risiko, penyebab risiko, dan solusi dari risiko tersebut. Metode yang digunakan untuk mengetahui potensi risiko, penilaian risiko, dan penanganan risiko adalah dengan menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Hasil penelitian dengan menggunakan metode FMEA didapatkan 9 indikator risiko dan 34 sub indikator risiko pada operasional gudang konsolidasi ekspor PT KBN Prima Logistik. Berdasarkan hasil risk priority number (RPN) didapatkan 5 indikator risiko kritis dengan nilai RPN tertinggi antara lain indikator pengawasan inbound, pengawasan inventory, pengawasan outbound, supplier relation, dan proses
operasional gudang yang kemudian diberikan usulan tindakan rekomendasi kepada perusahaan sebagai cara mengurangi risiko pada operasional.