Perancangan Peningkatan Sistem Perpipaan pada Fasilitas Pengelolaan Air Terproduksi Kota Batak, Riau

Abstract

Air terproduksi adalah air yang muncul secara alami dari formasi bawah tanah selama eksploitasi minyak dan gas bumi. Pengelolaan air terproduksi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan industri minyak dan gas serta keberlanjutan lingkungan. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan standar baku mutu untuk air terproduksi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi. Salah satu pemanfaatan dari air terproduksi adalah sebagai media injeksi untuk Enhanced Oil Recovery (EOR) yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak dari sumur-sumur minyak dapat meningkat hingga 60% - 65% total minyak di reservoir yang dapat diproduksi oleh sumur minyak. Stasiun Pengumpul Kota Batak berencana menambah 1 unit pompa injeksi air berkapasitas 45.000 BWPD untuk menginjeksi ke sumur – sumur injeksi baru.

Pada penulisan tugas akhir ini, analisis sistem perpipaan mencakup evaluasi sistem perpipaan existing, pemilihan diameter dan ketebalan pipa, analisis tegangan sistem perpipaan baru, dan perhitungan daya pompa baru. Perancangan dilakukan sesuai kode ASME B31.3 Process Piping 2022.

Evaluasi sistem perpipaan existing dinilai masih dapat mengakomodasi penambahan flowrate. Sementara itu, diameter dan ketebalan pipa yang dipilih antara lain NPS 12 sch 20, NPS 12 sch 80, dan NPS 10 sch 80 sesuai dengan line sizing criteria perusahaan. Hasil analisis tegangan sistem perpipaan dinyatakan aman terhadap beban sustain, occasional gempa, occasional angin, dan ekspansi termal dengan rasio maksimum 0,67. Daya yang dibutuhkan pompa baru sebesar 1.304,745 hp.