Show simple item record

dc.contributor.authorZahira, Nadhifa Alya
dc.date.accessioned2023-03-27T03:50:40Z
dc.date.available2023-03-27T03:50:40Z
dc.date.issued2023-03-26
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/8728
dc.description.abstractPipa dan/atau kabel bawah laut merupakan salah satu infrastruktur strategis yang berperan sebagai pendukung utama pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi salah satu kontributor penerimaan yang cukup besar bagi negara. Namun, sayangnya penataan pipa dan/atau kabel bawah laut belum teratur dan pemerintah mengalami kesulitan dalam memanfaatkan ruang laut secara maksimal. Indonesia sedang melakukan penataan pipa dan/atau kabel bawah laut yang bertujuan untuk menata ruang wilayah laut Indonesia agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Penataan pipa dan/atau kabel bawah laut menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Untuk penataan pipa dan/atau kabel bawah laut, kegiatannya mencakup perencanaan, penggelaran, pengawasan, dan pengendalian. Lebih lanjut, kabel telekomunikasi adalah kabel yang digunakan untuk keperluan komunikasi karena dapat mengirimkan sinyal secara instan dan menggunakan teknologi serat optik, sehingga transmisi data dapat bergerak dengan kecepatan yang sangat cepat melalui serat kaca tipis ke reseptor di ujung kabel. Kabel fiber optik bawah laut ini cukup krusial karena kabel tersebut memegang peranan yang sangat penting sebagai jalur penghubung komunikasi di dunia saat ini. Dalam pelaksanaannya, kegiatan penggelaran kabel ini melibatkan mesin berteknologi tinggi, sumber daya manusia yang ahli, dan dilakukan di area kerja yang berisiko tinggi, yaitu di laut. Atas dasar hal tersebut, maka potensi risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi terbilang cukup tinggi. Mengingat tingginya potensi risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada proses penggelaran kabel yang membutuhkan teknologi canggih dan melibatkan sumber daya manusia, serta dilakukan di area kerja yang berisiko tinggi, yaitu di laut, sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi salah satu aspek dalam rangka mencapai produktivitas kerja yang optimal. Metode identifikasi bahaya yang digunakan pada kegiatan kerja praktik ini adalah Job Safety Analysis (JSA). Aktivitas yang dianalisis dalam Job Safety Analysis (JSA) terkait potensi kecelakaan dan tingkat risikonya, yaitu aktivitas pemasangan rute kabel di daerah rawa, aktivitas penarikan kabel, dan aktivitas penguluran kawat/tali/sling. Setelah bahaya diidentifikasi dengan menggunakan metode JSA, selanjutnya kita perlu mengidentifikasi hasil identifikasi tersebut sudah tepat atau belum dengan menggunakan metode Plan – Do – Check – Action (PDCA).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherNadhifa Alya Zahiraen_US
dc.subjectJob Safety Analysisen_US
dc.subjectKabel bawah lauten_US
dc.subjectPDCAen_US
dc.subjectKecelakaan kerjaen_US
dc.subjectPenggelaran Kabelen_US
dc.titleSTUDI IDENTIFIKASI RISIKO KECELAKAAN KERJA PEMASANGAN KABEL TELEKOMUNIKASI BAWAH LAUT DI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASIen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record