dc.description.abstract | Indeks kepuasan hidup di Indonesia meningkat 6,89 selama 7 tahun, akan tetapi rata-rata skor kebahagiaan Indonesia justru mengalami penurunan. Tercatat rata-rata skor kebahagiaan Indonesia pada tahun 2014 sebesar 5,399 sedangkan pada 2019 menjadi 5,192. Kepuasan hidup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah terpenuhinya kebutuhan dasar, kondisi status sosial ekonomi, dan karakteristik demografi. Faktanya, peningkatan indeks kepuasan hidup di Indonesia tidak diikuti oleh peningkatan proporsi kepemilikan rumah dan kualitas sosial ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan rumah sebagai salah satu ukuran terpenuhinya kebutuhan dasar, tingkat pendidikan, sektor pekerjaan, dan pendapatan sebagai indikator status sosial ekonomi, serta usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan domisili tempat tinggal yang mewakili karakteristik demografi. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) generasi ke-5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan rumah, pendidikan, sektor pekerjaan, pendapatan, jenis kelamin, dan status pernikahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan hidup. Sedangkan domisili tempat tinggal tidak berpengaruh signifikan, namun berpengaruh positif terhadap kepuasan hidup. Selain itu, usia menunjukkan hubungan negatif dan signifikan terhadap kepuasan hidup. | en_US |