dc.description.abstract | Rusia merupakan salah satu negara terkuat di dunia. Dengan serangkaian keunggulan yang dimiliki, terutama di bidang energi dan bidang keamanannya dengan memiliki kekuatan militer yang sangat memadai. Demi meningkatkan pengaruh dan kekuatannya, Rusia melakukan kerja sama dengan beberapa negara, terutama negara di kawasan Afrika, salah satunya adalah Sudan. Serangkaian kerja sama dilakukan oleh kedua negara tersebut, baik di bidang ekonomi, politik, energi dan militer dalam bentuk perdagangan alutsista. Pasca diangkatnya Putin menjadi Presiden Rusia, kerja sama dengan Sudan kembali ditingkatkan, terutama dalam hal perdagangan alutista. Hal itu dilakukan guna untuk melindungi kepentingan nasionalnya Rusia di Sudan. Masalah yang akan dikaji di dalam skripsi ini adalah bagaimana kepentingan nasional Rusia dalam melakukan kerja sama alutsista dengan Sudan di era Vladimir Putin (2017-2019). Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun jurnal ini adalah metode deskriptif analitik dengan memanfaatkan teknik pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka yaitu dengan mengakumulasikan seluruh data dari berbagai literatur dari berbagai sumber penelitian seperti buku, artikel, dan jurnal. Untuk melengkapi penjelasan terkait topik dalam paper ini, penulis menggunakan teori neo-realisme, balance of threat, konsep kepentingan nasional, geoekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perdagangan alutsista menjadi cara yang digunakan oleh Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya dan melindungi kepentingan nasionalnya di Sudan. | en_US |