METODE PELAKSANAAN ERECTION PC-I GIRDER PADA JEMBATAN INTERCHANGE KARTASURA (STA 1+915) PROYEK JALAN TOL SOLO-YOGYA-NYIA KULON PROGO SEKSI 1
Abstract
Metode pelaksanaan erection PC-I girder pada jembatan interchange Kartasura (STA 1+915) proyek jalan tol Solo – Yogya – NYIA Kulon Progo Seksi 1 ini dilakukan sebagai penghubung antara main road Solo – Yogya dengan exit toll Boyolali. Jembatan yang dibuat ini menggunakan bentangan girder pre-cast bentuk I dengan panjang bentang yang digunakan ada 2 yaitu bentang 16,6 meter dan 40,8 meter. Adapun untuk tahapan pekerjaan erection girder ini diawali dari tahap persiapan bed, install strand, install wedges, install hydraulic jack, stressing, grouting, patching lalu erection girder. Pada proses stressing digunakan 2 jenis jacking force dengan tahapan yang berbeda. Hal ini dikarenakan bentang yang ditarik berbeda panjangnya dan juga jumlah strand yang digunakan. Bentang 16,6 meter menggunakan jacking force tekanan sebesar 436,6 bar dengan jumlah strand 15 buah lalu dilakukan stressing sebanyak 2 tahap dengan penarikan langsung 100% pada setiap tendon, untuk bentang 16,6 meter memiliki tendon sebanyak 2 buah. Sedangkan untuk bentang 40,8 meter menggunakan jacking force tekanan sebesar 333,7 bar dengan jumlah strand yang 19 buah lalu dilakukan stressing sebanyak 7 tahap dengan penarikan yang berbeda-beda di setiap tendonnya, untuk bentang 40,8 meter memiliki 4 buah tendon. Setelah stressing selesai, dilakukan pemotongan strand yang tersisa hingga 5 cm. Lalu setelah dikonde dapat dilakukan proses grouting atau pengisian rongga tendon menggunakan semen, air dan juga consol dengan tujuan dari grouting ini untuk menjaga bahaya korosi serta untuk mengikat strand dengan beton sekelilingnya menjadi satu kesatuan. Proses grouting ini ditunggu hingga kuat beton mencapai 27 MPa. Lalu dilakukan patching hanya menggunakan semen dan air untuk menutup sisi ujung pada girder lalu di lakukan end-blok. Tahapan akhir dilakukan proses erection girder dengan bantuan crawler crane dengan 2 metode yaitu spreader bar untuk bentang 16.6 meter dan lifting frame untuk bentang 40.8 meter. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangan kondisi lapangan dan juga berat girder yang akan diangkat. Sehingga setelah erection selesai dilakukan, maka kontruksi jembatan interchange Kartasura sudah terbentuk dengan bagian bawah jembatan dibuat area kosong atau clear zone dengan tujuan untuk apabila dikemudian hari ada penambahan jalur tidak mengganggu lalu lintas yang sedang berjalan.