dc.description.abstract | Pada akhir tahun 2019, seluruh negara di dunia termasuk Amerika Serikat dikejutkan dengan kemunculan jenis penyakit menular baru yaitu SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2) yang kemudian lebih dikenal dengan COVID-19. Selama pandemi berlangsung, paranoia warga Amerika Serikat terhadap pandemi COVID-19 dan munculnya berbagai asumsi bahwa awal mula wabah COVID-19 berasal dari Wuhan, Cina, telah menimbulkan peningkatan rasisme anti-Cina, yang lebih dikenal dengan sinophobia. Sinophobia semakin diperparah dengan pernyataan-pernyataan kontroversial Presiden Donald Trump, sikap-sikap konfrontatif pemerintahan Trump, dan misinformasi rasis terkait dengan gaya hidup masyarakat Cina. Akibatnya, orang-orang Asia-Amerika menjadi kambing hitam dari sinophobia; mereka mengalami diskriminasi rasial serta tindakan-tindakan kekerasan verbal dan fisik dengan peningkatan yang mengkhawatirkan. Penulisan ini mencoba menjelaskan sinophobia sebagai hasil dari sekuritisasi COVID-19 oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif, dan analisis dilakukan menggunakan Teori Sekuritisasi dari Thierry Balzacq. | en_US |