Show simple item record

dc.contributor.authorMuhtadi, Hisham Ahmad
dc.date.accessioned2023-08-10T05:04:09Z
dc.date.available2023-08-10T05:04:09Z
dc.date.issued2023-08-10
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/9418
dc.description.abstractPT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang mempunyai tugas utama mencari sumber hydrocarbon untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan. Pengelolaan Blok Rokan dipegang oleh CPI selama 97 tahun. Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.264 km2. Blok tersebut memiliki 96 lapangan yang berpotensi untuk mengasilkan hydrocarbon. PHR WK Rokan memiliki total jaringan pipa mencapai 13.000 km yang berfungsi untuk mendistribusikan produk hydrocarbon dari sumur eksplorasi hingga ke media pengolahan. Pipa merupakan media yang sangat efektif untuk mengdistribusikan produk hydrocarbon karena dapat mengantarkanya dalam jumlah yang banyak dengan jarak yang jauh. Terlepas dari kelebihanya, pipa dapat mengalami degradasi dan salah satunya korosi yang diakibatkan oleh faktor internal dan eksternal. Korosi adalah penurunan kualitas material logam yang disebabkan oleh reaksi elektrokimia antara material logam dengan ion–ion yang terdapat di lingkungannya atau produk yang menyentuhnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan corrosion rate (CR) dan remaining service life (RSL) menggunakan teknik In-line Inspection (ILI). Segmen pipa yang dianalisis adalah pipa 6-inch GSM-GST yang merupakan salah satu segmen pipa transportasi gas pada perusahaan PHR. Segmen GSM-GST mempunyai material API 5L Grade B (Medium Carbon Steel) dengan total jarak 6.718 meter. Pipa tersebut sudah beroperasi dari tahun 1982 dan belum pernah dilakukan ILI hingga tahun 2022. Sebelum dilakukan ILI, maka pipa harus dilakukan progressive cleaning pra-inspeksi menggunakan cleaning pig. Dari cleaning pigging, sesuai standar perusahaan pipa akan dianggap bersih dan layak dilakukan ILI apabila mengeluarkan deposit dengan jumlah kurang-lebih 250-gram sesuai standar perusahaan. Hasil menunjukan bahwa pipa pada segmen GSM-GST sudah layak dilakukan ILI setelah dilakukan run sebanyak 10 kali. Setelah itu, ILI dilakukan menggunakan alat intelligent pig MFL yang melibatkan penggunaan sensor MFL (Magnetic Flux Leakage) yang terpasang pada perangkat pig untuk mendeteksi anomali dan mengukur ketebalan aktual pipa. Data ketebalan aktual pipa yang diperoleh dari ILI, hasil menunjukan bahwa jarak rentan wall-loss pada segmen GSM-GST adalah dalam rentan 6%-80%. Hasil CR yang didapat adalah dalam rentan 0.01071 mm/year-0.1428 mm/year yang dimana menurut tabel corrosion of MPY with Equivalent Metric Rate Expression hasil tersebut dalam rentan outstanding-good setelah pipa tersebut beroperasional dalam 40 tahun terakhir. Hasil RSL yang didapat adalah dalam rentan -5,938 tahun hingga 414,153 tahun yang dimana nilai RSL terendah adalah pada wall-loss 80% yang dapat dikatakan sudah habis sisa umur pakainya. Lalu pada bagian wall-loss 80% dilakukan risk analysis menggunakan metode API 581 qualitative method yang mengkonsiderasikan PoF, damage dan health CoF. Hasilnya menunjukan risiko sebesar low terhadap damage CoF dan medium-high terhadap health CoF.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Pertaminaen_US
dc.subjectKorosi, Pipa Transportasi, ILI, Pigging, Remaining Service Life, Corrosion Rate.en_US
dc.titleMenentukan Corrosion Rate (CR) dan Remaining Service Life (RSL) Dengan Metode In-Line Inspection Pigging Pada Jaringan Pipa Dari Perusahaan PT Pertamina Hulu Rokanen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record