dc.description.abstract | Belakangan ini material Perovskite menarik perhatian karena komposisi yang beragam, sintesis yang
mudah, dan sifat-sifat menarik. Penelitian dengan kata kunci Perovskite meningkat sejak tahun 2013,
terutama dalam sel surya. Perovskite digunakan dalam berbagai aplikasi seperti sel surya, LED, laser,
dan fotodetektor. Namun, tantangan termasuk kestabilitas dan toksisitas Perovskite, yang
mempengaruhi kinerja dan lingkungan. Alternatif yang lebih stabil dan rendah toksisitas perlu
dikembangkan. Tujuan utama penelitian ini adalah mempelajari cara sederhana untuk mensintesis
high bandgap Perovskite pada FAPbBr3 menggunakan metode doctor blade dengan variasi
komposisi. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan variasi suhu pada saat pemanasan, yaitu 100°C
dan 150°C, untuk mengevaluasi pengaruh suhu terhadap pemancaran cahaya (fluoresensi) dari
Perovskite. Dalam proses sintesis, perbedaan komposisi Perovskite diteliti untuk mencapai hasil yang
optimal dalam hal pemancaran cahaya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi
stabilitas Perovskite dan Perovskite glass FAPbBr3 terhadap radiasi demi menjawab tantangan
perovskite. Metode doctor blade digunakan sebagai metode utama dalam sintesis Perovskite
FAPbBr3, yang menghasilkan thin film dengan kualitas yang baik. Dalam menjawab tantangan
kestabilan, perovskite di integrasikan kedalam struktur polimer (PDMS) sebagai glass. Hasil
karakterisasi menunjukkan adanya fenomena fotoluminesensi yang mengindikasikan kemampuan
Perovskite untuk mengubah energi cahaya menjadi cahaya yang dipancarkan. Sedangkan hasil dari
Perovskite glass FAPbBr3 yang tergabung dalam struktur polimer PDMS menunjukkan stabilitas
yang baik terhadap radiasi. Hasil analisa menunjukkan bahwa suhu 100°C menghasilkan pemancaran
cahaya yang optimum (fluoresensi) dari Perovskite. Implikasi penelitian ini berpotensi dalam
pengembangan material optoelektronik menggunakan Perovskite FAPbBr3 dan Perovskite glass
dalam struktur polimer. | en_US |