dc.date.accessioned | 2023-08-14T04:03:48Z | |
dc.date.available | 2023-08-14T04:03:48Z | |
dc.date.issued | 2023 | |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/9533 | |
dc.description.abstract | Permasalahan mengenai Comfort Women antara Korea Selatan dan Jepang masih belum menemui titik akhir. Di tahun 2015 pemerintah Jepang dan pemerintah Korea Selatan melakukan perjanjian mengenai Comfort Women yang diesebut Comfort Agreement, Jepang berjanji akan memberikan sejumlah dana sebagai ganti rugi dan membantu terhadap “Comfort Women”. Salah satu isi dari Comfort Woment Agreement adalah pembentukan Reconciliation and Healing Foundation. Pada desember 2018, pemerintah Jepang mengkritik pemerintah Korea Selatan atas tindakan Korea Selatan dengan sebelah pihak menutup yayasan Recounciliation and Healing yang merupakan bagian dari hasil kesepakatan pada 28 Desember 2015. Di dalam tulisan ini, penulis berfokus untuk menganalisa di balik penutupan yayasan Recounciliation and Healing oleh Korea Selatan mengenai “Comfort Women” dengan menggunakan Teori Konstruktifism yakni identitas peran untuk menjelaskan alasan dari interaksi kerjasama yang terjadi antara dan Implementasi kebijakan yang akan menganalisi faktor penutupuan Yayasan tersebut sehingga akan menghasilkan kesimpulan bahwa adanya perbedaan Identitas nasional antara Korea Selatan dan Jepang, implementasi kebijakan yang kurang matang serta perbedaan pemahaman dan kepentingan mengenai Comfort Woman. Metode yang di gunakan penulis merupakan metode kualitatif dan Studi pustaka. | en_US |
dc.title | Analisis Isu "Comfort Women" Korea Selatan - Jepang: Studi Kasus Penutupan Reconciliation and Healing Foundation Tahun 2015 -2018 | en_US |
dc.title.alternative | Analysis Of South Korea's - Japan "Comfort woman" : Case Study The Closing of Reconciliation and Healing Foundation 2015 -2018 | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |