PRARANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI WASTE COOKING OIL DENGAN KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN
Date
2023Author
Sukma, Fisabil Prawira
Prameswari, Sendang
Nurrohmah, Fitria Ayu
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia merupakan suatu hal
yang tidak dapat dihindari dan akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Biodiesel
merupakan salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar fosil dari hasil transesterifikasi
minyak nabati dengan metanol. Ketersedian bahan baku biodiesel yang melimpah seperti
Waste Cooking Oil menjadikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Proses yang digunakan
untuk pembuatan biodiesel dari minyak jelantah adalah esterifikasi dan transesterifikasi.
Proses esterifikasi berfungsi untuk mengkonversi asam lemak bebas (FFA) menjadi metil
ester (biodiesel) dan air, sedangkan proses selanjutnya adalah transesterifikasi untuk
mengkonversi trigliserida menjadi metil ester (biodiesel) dan gliserol. Lokasi pabrik akan
didirikan di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK),
Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Untuk
mengoperasikan pabrik ini dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 207 orang dengan Perusahaan
Persero Terbuka sebagai bentuk badan usahanya. Perusahaan ini akan dipimpin oleh seorang
direktur utama dengan line and staff system sebagai struktur sistem kepemimpinannya. Pada
pabrik ini, investasi modal tetap sebesar Rp 350,376,103,661.66. ROI sebelum pajak sebesar
52,55% dan ROI setelah pajak 33,25%. Sedangkan POT sebelum pajak yaitu 2,1543 tahun
dan sesudah pajak sebesar 3,404 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 18,00% dan Shut
Down Point (SDP) sebesar 10,66% kapasitas produksi. Diperoleh IRR sebesar 16,66%. Dari
analisis ekonomi tersebut, dapat disimpulkan pabrik biodiesel dengan kapasitas 50.000
ton/tahun layak untuk didirikan