dc.description.abstract | Biolubricant atau biopelumas adalah pelumas yang secara cepat dapat terdegradasi (biodegradable) dan tidak beracun (nontoxic) bagi manusia dan lingkungan. Kebutuhan pelumas di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka pendirian pabrik biolubricant di Indonesia cukup menjanjikan. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, prarancangan pabrik biolubricant yang akan di bangun di Cikarang, Jawab Barat ini berkapasitas 20000 kL/tahun atau sama dengan 8% dari besarnya impor pelumas. Proses yang digunakan untuk memproduksi biolubricant adalah proses ester-transesterifikasi, dimana minyak jelantah adalah sebagai bahan baku dan bahan bantuan lainnya terdiri dari methanol, KOH, H2SO4, CH3NaO dan TMP. Tahapan proses produksi secara umum meliputi mereaksikan WCO dengan methanol dan 2.5% H2SO4 untuk menurunkan kadar FFA, lalu tahap kedua mereaksikan WCO dengan methanol dan 1% KOH, lalu tahap terakhir mereaksikan Methyl ester dengan TMP dan 1% CH3NaO sebagai katalis hingga terkonversi 85%. Utilitas yang dibutuhkan di pabrik ini adalah air sebanyak 69365,348 kg/jam, listrik sebesar 1194,94 kWh, superheated steam sebanyak 30768,323 kg/jam dan udara tekan sebanyak 44,8589 m3/jam. Jumlah pekerja yang diperlukan adalah 186 orang tenaga kerja. Dari perhitungan evaluasi ekonomi, didapatkan bahwa total capital investment yang diperlukan sebesar Rp 535.724.498.525 dan modal kerja sebesar Rp407.506.404.905. Pada kapasitas produksi 100% diperoleh nilai ROIb sebesar 46,00%, ROIa 34,45%, POTb sebesar 2,174 tahun, POTa sebesar 2,903 tahun, BEP sebesar 37,94%, dan SDP sebesar 21,14%. Berdasarkan hasil tersebut, pabrik biolubricant ini layak untuk dibangun. | en_US |