Show simple item record

dc.contributor.authorPrabel, Evlin Ramadhona
dc.date.accessioned2023-09-01T03:18:56Z
dc.date.available2023-09-01T03:18:56Z
dc.date.issued2023-09-01
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/9716
dc.description.abstractPasien di rumah sakit memanfaatkan sistem infus sebagai metode pengobatan dengan cairan dan obat-obatan rawat inap sebesar 90%. Survei yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukan sekitar 1 dari 7 kasus kegagalan sistem infus dikaitkan dengan kesalahan manusia, seperti kesalahan dalam pemasangan, pengaturan, atau pengawasan. Jurnal keperawatan sriwijaya menemukan bahwa keterlambatan penggantian infus sering terjadi akibat respons perawat yang lambat. Hampir 85,7% pasien mengalami keterlambatan sekitar 10 menit dalam menunggu respons dari perawat. Ketidakakuratan dalam menentukan dosis cairan infus juga mengakibatkan terjadinya overdosis atau underdosis cairan infus. Solusi untuk masalah proses penggunaan infus secara konvensional yaitu dengan adanya suatu sistem yang dapat mendeteksi denyut jantung untuk memonitor detak jantung pasien untuk mengetahui apakah dosis cairan infus yang diberikan sudah cukup atau masih perlu ditingkatkan atau dikurangi, tergantung dari kondisi pasien dan detak jantungnya. Sensor tetesan cairan digunakan untuk mengukur kecepatan aliran cairan infus yang masuk ke dalam tubuh pasien. Sensor gelembung udara digunakan untuk mendeteksi adanya gelembung udara dalam aliran cairan infus. Sensor pendeteksi adanya darah digunakan untuk mendeteksi adanya darah dalam aliran cairan infus. Serta sistem monitoring keadaan infus berbais internet of things yang akan memudahkan tenaga medis dalam memantau dan mengendalikan kondisi infus.en_US
dc.titleSISTEM KENDALI DAN MONITORING CAIRAN INFUS BERBASIS INTERNET OF THINGSen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record