PRARANCANGAN PABRIK EDIBLE RICE BRAIN OIL DENGAN KAPASITAS 11.000 TON/TAHUN
Date
2023Author
Gabriel, Margaretha D
Prasetio, M Abib
Nuralifah, Riza
Metadata
Show full item recordAbstract
Pabrik Minyak Goreng Dedak Padi akan didirikan di Karawang, Jawa Barat dengan estimasi waktu mulai produksi pada tahun 2026. Penentuan lokasi pabrik berdasarkan pada sumber bahan baku, sarana transportasi, dan penyediaan utilitas. Hal ini dikarenakan Karawang merupakan penghasil dedak padi terbesar di Jawa Barat. Selain itu, lokasinya yang dekat dengan pelabuhan sangat menguntungkan untuk distribusi produk maupun transportasi. Pabrik minyak goreng dari dedak padi ini berkapasitas 11.000 ton/tahun dengan masa operasi selama 24 jam per hari dengan hari kerja 330 hari per tahun.
Proses pembuatan minyak goreng dedak padi terbagi menjadi menjadi tiga tahapan utama, yaitu Persiapan bahan baku (Pre treatment), Proses Ekstraksi dan Proses Pemurnian. Proses PreTreatment memiliki alat utama berupa pellet cooker yang dapat menstabilkan kadar FFA dengan menonaktifkan enzim lipase yang terdapat dalam dedak padi. Proses selanjutnya adalah proses ekstrasi menggunakan rotocell extractor dengan harapan 20% kadar minyak yang terkandung dalam dedak padi dapat diekstrak secara sempurna. Proses pemurnian crude rice bran oil yang pertama adalah proses degumming dengan penambahan asam phospat sebesar dari feed yang masuk. Selanjutnya proses bleaching dengan penambahan bleaching earth sebesar 2% dari feed
yang masuk. Setelah itu dilanjutkan proses filtrasi untuk memisahkan bleaching earth dan impuritis lain dengan minyak menggunakan Leaf Filter dan Catridge Filter. Setelah itu masuk proses deodorasi dengan menggunakan distilasi tray. Tahap ini berguna dalam penghilangan bau dan warna, serta menurunkan kadar FFAdengan proses vakum. Pada tahap deodorisasi didapatkan produk distilat berupa RBOFAD untuk diolah menjadi biodiesel dan produk bottom berupa RBO
siap untuk di packing.
Dari perhitungan analisa ekonomi, Adapun diperoleh Internal Rate of Return (IRR) sebesar 13,36 % . Dengan IRR tersebut mengindikasikan bahwa pabrik layak untuk didirikan dengan suku bunga 6% (Bank Jabar) dan waktu pengembalian modal (Pay Out Time) selama 4 tahun 6 bulan. Perhitungan analisa didasarkan pada discounted cash flow. Modal untuk pendirian pabrik menggunakan 50 % modal sendiri dan 50 % modal pinjaman. Modal total yang dibutuhkan untuk mendirikan pabrik adalah sebesar Rp 197.236.564.132 sedangkan untuk Break Event Point (BEP) yang diperoleh adalah 43,67% dan Net Present Value (NPV) yang didapat sebesar Rp. 36.323.277.165. Untuk Sensibilitas IRR yang sangat berpengaruh signifikan pada kenaikan IRR pada peningkatan nilai penjualan sedangkan untuk peningkatan biaya bahan baku berpengaruh signifikan pada penurunan IRR dan peningkatan biaya pendirian tidak begitu signifikan pada penurunan IRR maka pabrik ini layak untuk didirikan.