ANALISIS KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) CILANDAK, JAKARTA SELATAN
Abstract
Keberadaan mikroplastik pada air minum memiliki kemungkinan untuk
menimbulkan risiko yang terkait dengan efek toksikologi dari mikroplastik. Saat ini
terdapat beberapa penelitian yang telah meninjau keberadaan mikroplastik pada
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) baik di Indonesia maupun negara lain.
Studi ini disusun untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik pada tiap unit yang
dioperasikan di IPA Cilandak serta untuk mengkaji efisiensi pengolahan pada tiap
unit yang dioperasikan di IPA Cilandak, Jakarta Selatan. Metode pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada metode pengambilan
contoh air minum dari instalasi pengolahan air dan sistem jaringan distribusi
perpipaan pada SNI 7828:2012. Sampel air yang telah diperoleh pada IPA Cilandak
kemudian diproses dengan pemisahan mikroplastik pada sampel air dan bahan
organik lainnya. Penelitian ini mengaplikasikan empat tahap dalam pretreatment
berupa pemisahan mikroplastik, yaitu tahap pengayakan, wet peroxide oxidation
(WPO), filtrasi, dan pengeringan kertas filter. Partikel potensial mikroplastik yang
telah tertahan pada kertas filter diidentifikasi menggunakan mikroskop yang
terhubung atau terkonfigurasi pada perangkat komputer ataupun laptop.
Kelimpahan mikroplastik pada IPA Cilandak diketahui sebesar sebesar 3,87 – 3,95
partikel/mL pada unit intake; unit prasedimentasi sebesar 3,72 – 4,18 partikel/mL;
unit MBBR sebesar 2,94 – 3,45 partikel/mL; unit flokulasi konvensional sebesar
3,83 – 3,85 partikel/mL; unit flokulasi UCD sebesar 3,77 – 3,79 partikel/mL, unit
sedimentasi konvensional yaitu sebesar 2,58 – 3,17 partikel/mL, unit sedimentasi
UCD sebesar 1,69 – 2,33 partikel/mL, unit filtrasi konvensional sebesar 2,66 – 3,12
partikel/mL, unit filtrasi UCD sebesar 3,32 – 3,71 partikel/mL, dan unit air bersih
sebesar 1,47 – 1,89 partikel/mL.