dc.date.accessioned | 2020-02-18T04:41:22Z | |
dc.date.available | 2020-02-18T04:41:22Z | |
dc.date.issued | 2020-01-20 | |
dc.identifier.citation | APA 6th Edition | en_US |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/975 | |
dc.description.abstract | Laut di Asia Tenggara memiliki tingkat keberbahayaan yang tinggi; hal ini dikarenakan eksistensi dari kelompok-kelompok teroris yang memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan terorisme maritim. Laut Sulu-Sulawesi adalah salah satu kawasan yang dipenuhi oleh aktivitas tersebut. Keberadaan aktivitas kejahatan transnasional di Laut Sulu-Sulawesi adalah rintangan bagi pemegang kepentingan di kawasan tersebut. Indonesia menggunakan strategi diplomasi pertahanan dalam upayanya menjaga kawasan Laut Sulu-Sulawesi terhadap Malaysia dan Filipina. Dalam memahami dinamika strategi yang digunakan oleh Indonesia untuk mengatasi isu terorisme maritim di Laut Sulu-Sulawesi, akan digunakan teori diplomasi pertahanan. Teori ini melihat bahwa lembaga pertahanan negara, seperti angkatan bersenjata dan Kementerian Pertahanan dapat berfungsi sebagai alat diplomasi non-koersif untuk mencapai keamanan regional. Menggunakan metode penulisan kualitatif dengan model deskriptif-analitis, ditemukan bahwa Indonesia telah melangsungkan diplomasi di sektor pertahanan dengan Malaysia dan Filipina sejak puluhan tahun lalu untuk permasalahan terorisme maritim di Laut Sulu-Sulawesi secara bilateral. Kemudian, Indonesia mulai aktif bekerja sama secara trilateral dengan Malaysia dan Filipina karena adanya peningkatan aktivitas terorisme maritim di Laut Sulu-Sulawesi. Pendekatan strategi Indonesia melalui diplomasi pertahanan dalam konteks bilateral terhadap kedua negara terbilang ampuh, bahkan hingga ke tahap trilateral. Dari 10 kegiatan diplomasi pertahanan yang ada, setidaknya lebih dari 70% telah dilakukan oleh Indonesia terhadap Malaysia dan Filipna secara bilateral maupun trilateral. Diplomasi pertahanan yang dilakukan oleh ketiga negara terbukti ampuh dalam menurunkan aktivitas terorisme maritim di Laut Sulu-Sulawesi sebesar 80 persen dari tahun 2016-2017 ketika kegiatan ini belum diimplementasikan secara penuh. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Universitas Pertamina | en_US |
dc.subject | Diplomasi Pertahanan, Laut Sulu-Sulawesi, Terorisme Maritim, Indonesia, Malaysia, Filipina. | en_US |
dc.title | Analisis Diplomasi Pertahanan Indonesia terhadap Malaysia dan Filipina: Studi Kasus Ancaman Terorisme di Kawasan Laut Sulu-Sulawesi | en_US |
dc.type | Article | en_US |