ANALISIS KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR TIONGKOK DI INDONESIA MELALUI BELT AND ROAD INITIATIVE (2014-2018)
Abstract
Pemerintah Tiongkok di bawah Xi Jinping berupaya menghidupkan kembali konsep “Jalur Sutra” dalam agenda kebijakan luar negerinya. Jalur Sutra kemudian dipromosikan menjadi slogan baru Tiongkok di berbagai forum internasional. Dalam pandangan pemimpin Tiongkok saat ini, konsep Jalan Sutra Baru yang dikenal juga dengan nama “Belt Road and Initiative”. Tiongkok kemudian menambahkan satu konsep lagi yakni “Jalur Sutra Maritim Abad ke21” (21st Century Maritime Silk Road) yang dipandang sebagai upaya untuk mempererat hubungan dengan negara-negara di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk salah satunya dengan Indonesia yang difokuskan pada perdagangan maritim serta percepatan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar memerlukan pembangunan infrastruktur guna mempermudah akses dari dan ke seluruh penjuru negeri terutama dalam sektor distribusi barang agar tidak terdapat ketimpangan sosial. Penelitian ini mengkaji kebijakan investasi Tiongkok di Indonesia dalam sektor infrastruktur melalui BRI pada tahun 20142018. Analisis difokuskas kepada faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia melalui skema BRI. Analisis ini berlandaskan pada konsep kepentingan negara donor dalam melihat potensi negara tujuan investasi yang mencakup aspek aliansi, tipe rezim atau pemerintahan negara tujuan, dan tingkat pembangunan negara tujuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan informasi dari berbagai literatur untuk melihat keterkaitan antara dua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor aliansi antara Indonesia dengan Tiongkok, tipe pemerintahan dan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mempengaruhi Tiongkok untuk melakukan investasi dalam skema BRI di Indonesia.