dc.description.abstract | Paradiplomasi pada perkembangannya mampu menjadi peluang bagi pemerintah lokal untuk mengembangkan potensi daerahnya. Hal tersebut dilakukan oleh Kota Bandung dan Kota Suwon dalam bentuk kerja sama sister city. Kerja sama sister city yang berlangsung sejak Agustus 1997 ini melibatkan berbagai sektor termasuk sektor pendidikan dan kebudayaan. Selama hampir 22 tahun, implementasi program kerja sama sister city Bandung dan Suwon cukup intens dilakukan khususnya di sektor pendidikan dan kebudayaan. Diplomasi yang dilakukan antar pemerintah lokal ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat memenuhi kepentingan masing-masing daerah di sektor yang telah disepakati dan juga untuk mempererat hubungan diplomatik kedua kota. Akan tetapi dalam implementasinya, kerja sama sister city Bandung dan Suwon mengalami dinamika. Adanya kenaikan dan penurunan dalam pelaksanaan kerja sama sister city Bandung dan Suwon pada kurun waktu 2015 hingga 2018 yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Melalui metode kualitatif penulis menganalisis dinamika dari pengimplementasian sister city Bandung dan Suwon khususnya pada sektor pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2015 hingga 2018. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori paradiplomasi sebagai landasan berpikir, yang merupakan penjelasan akan desentralisasi kekuasaan yang terjadi pada aktor sub negara, kemudian paradiplomasi ini mendorong daerah untuk melakukan kerja sama dengan daerah lain di luar negeri. Selain itu, penulis menggunakan konsep sister city yang merupakan bentuk implementasi dari paradiplomasi. Penulis membuat penelitian ini menjadi beberapa bagian, bagian pertama yaitu latar belakang terjadinya kerja sama sister city Bandung dan Suwon dan analisis dinamika kerja sama sister city Bandung dan Suwon serta implementasi programnya. | en_US |