Show simple item record

dc.contributor.authorMaysaroh, Rizkya Amelia
dc.date.accessioned2023-09-07T01:31:51Z
dc.date.available2023-09-07T01:31:51Z
dc.date.issued2023-09-06
dc.identifier.citationAPAen_US
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/9982
dc.description.abstractKerentanan pantai merupakan kemampuan yang dimiliki oleh suatu wilayah pesisir untuk dapat merespon risiko-risiko yang terjadi. Semakin tinggi kerentanan pantai, semakin menunjukkan bahwa wilayah pesisir tersebut terkena dampak dari risiko alam atau manusia. Abrasi merupakan suatu proses alam yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah pada daerah pesisir pantai yang disebabkan oleh faktor alam antara lain, seperti pasang surut air laut, angin diatas lautan, gelombang laut, arus laut yang sifatnya dapat merusak daerah pesisir, dan kemiringan pantai. Guna mengetahui besaran nilai kerentanan pantai pada suatu wilayah pesisir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Coastal Vulnerability Index(CVI). Pada metode ini terdapat beberapa parameter yang akan digunakan, yaitu parameter geomorfologi, perubahan garis pantai, kemiringan pantai, tinggi gelombang, pasang surut, dan kenaikan air muka laut (Sea Level Rise). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bunguran Selatan, Natuna Besar, kecamatan terdiri dari 4 desa dan memiliki garis pantai sepanjang 55,7 km. Pada tahun 2021 terjadi abrasi pada desa cemaga yang berakibat adanya kerusakan berat pada jalan nasional yang menghubungkan ke kota Ranai. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan analisa kerentanan pantai menggunakan 6 parameter untuk perhitungan algoritma CVI dan melakukan pembagian garis pantai di Bunguran Selatan menjadi 5 segmen, yang mana masing-masing memiliki panjang 11,23 km dan guna mengetahui detail kerentanan pada setiap segmennya dibagi menjadi beberapa grid berukuran 500x 500 m dengan jumlah total 129 grid. Setelah dilakukan pengolahan dan penganalisaan data diperoleh nilai pasang surut dan kenaikan muka air laut yang digunakan untuk 5 segmen yaitu kisaran 2,15 m untuk pasang surut dan 4mm/tahun untuk kenaikan muka air laut, sedangkan untuk parameter lainnya memiliki besaran nilai berbeda. Contohnya pada segmen 1 memiliki nilai bobot akhir CVI tinggi atau pada angka 0,77 setelah dilakukan pembagian nilai CVI pada segmen tersebut dengan nilai total terbesar CVI, hal ini dapat terjadi dikarenakan pada segmen tersebut memiliki nilai geomorfolgi 5 dikarenakan segmen 1 memiliki garis pantai berjenis berpasir, kemiringan pantai yaitu sebesar 0,546, tinggi gelombang laut diperoleh 6,982 m dengan arah angin dominan utara, dan setelah analisa perubahan garis pantai pada segmen ini terjadi perubahan garis pantai sepanjang 6,45 m/tahunnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa parameter tinggi gelombang laut, kenaikan muka air laut, kemiringan pantai, dan perubahan garis pantai yang dapat mempengaruhi besar nilai kerentanan pantai. Kata Kunci : Abrasi, Coastal Vulnerability Index, Geomorfologi, Kemiringan Pantai, Kenaikan Muka Air Laut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherRizkya Amelia Maysarohen_US
dc.subjectAnalisa Kerentanan Menggunakan Metode Coastal Vulnerability Index (CVI)en_US
dc.titleANALISA KERENTANAN MENGGUNAKAN METODE COASTAL VULNERABILITY INDEX (CVI) DI KECAMATAN BUNGURAN SELATAN, NATUNA BESAR, KEPULAUAN RIAUen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record