dc.description.abstract | Penggunaan beton merupakan opsi utama untuk struktur, karena beton adalah bahan dasar yang fleksibel dan harganya relatif terjangkau dibanding dengan bahan konstruksi lainnya. Namun karena penggunaannya yang semakin banyak, bahan material yang digunakan akan semakin langka. Seperti pada penggunaan agregat halus secara terus menerus, dapat mengakibatkan struktur tanah menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan pergerakan tanah yang tidak terkendali. Selain itu dampak dari pembuatan semen juga sangat banyak misalnya sisa pembakaran yang akan menjadi emisi karbon sehingga mengakibatkan pencemaran udara. Salah satu cara mengurangi dampak tersebut dengan menggunakan bottom ash untuk mengurangi penggunaan agregat halus karena memiliki karakteristik yang hampir sama dengan agregat halus, dan abu vulkanik untuk pengganti sebagian semen karena bersifat pozzolan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bottom ash dan abu vulkanik terhadap workability beton, kekuatan tekan beton dan pola keruntuhan beton. Metode penelitian dilakukan dengan eksperimen di laboratorium menggunakan benda uji beton dengan campuran 0%, 6%, 8%, dan 10% bottom ash sebagai subtitusi agregat halus dan 10% abu vulkanik sebagai subtitusi semen. Campuran ini dicetak berbentuk silinder 15 cm x 30 cm. Pengujian dilakukan pada nilai slump, kuat tekan beton, dan pola keruntuhan beton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai slump yang didapatkan kecil dan menurunkan workability beton. Hasil uji tekan beton mengalami peningkatan pada proporsi 8% bottom ash dan 10% abu vulkanik dibanding beton normal. Pada pengamatan visual pola keruntuhan beton usia 28 hari mengalami pola keruntuhan shear, sedangkan pada kuat tekan optimum mengalami pola keruntuhan cone and split. | en_US |