Show simple item record

dc.contributor.authorSari, Dian Esti Laella
dc.date.accessioned2023-09-07T09:25:26Z
dc.date.available2023-09-07T09:25:26Z
dc.date.issued2023-09-07
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/10117
dc.description.abstractPenelitian Tugas Akhir ini mengenai pemanfaatan minyak sawit sebagai prekursor untuk pembuatan poliuretan. Minyak sawit dimodifikasi menjadi poliol menggunakan katalis TBAB, H2SO4, dan bentonit. Identifikasi dengan spektroskopi FTIR menunjukkan bahwa pada poliol yang disintesis menggunakan katalis TBAB dan H2SO4, seluruh gugus C=C telah terkonversi, ditandai dengan hilangnya puncak pada bilangan gelombang 3003,74 cm-1. Poliol yang disintesis menggunakan katalis H2SO4 memiliki gugus O-H dalam jumlah besar karena satu gugus C=C terkonversi menjadi dua gugus O-H. Hal ini ditunjukkan dengan adanya puncak besar pada bilangan gelombang 3472 cm-1. Poliol yang disintesis dengan katalis TBAB memiliki gugus O-H yang lebih sedikit, karena tiap gugus C=C terkonversi menjadi satu gugus O-H. Poliol yang disintesis dengan katalis bentonit masih memiliki gugus C=C sehingga poliol ini memiliki sangat sedikit gugus O-H. Ketiga poliol direaksikan dengan isosianat MDI dan HDI untuk menghasilkan poliuretan. Polimer dari poliol yang disintesis dengan katalis TBAB dan H2SO4 berbentuk padatan berpori, sedangkan poliol yang disintesis menggunakan bentonit tidak membentuk padatan. Hal ini disebabkan oleh adanya gugus O-H dalam jumlah memadai untuk membentuk padatan pada poliol yang disintesis dengan katalis TBAB dan H2SO4. Poliuretan yang disintesis dari poliol dan MDI memiliki struktur yang lebih getas karena adanya cincin aromatik dalam molekul MDI. Sementara itu, poliuretan dari HDI memiliki struktur menyerupai karet karena molekul HDI yang berupa rantai linear. Poliuretan dari poliol hasil sintesis dengan katalis H2SO4 menunjukkan nilai yang tinggi untuk gel content, suhu degradasi, dan tensile strength dibandingkan dengan poliuretan dari poliol hasil sintesis dengan katalis TBAB. Hal ini menunjukkan bahwa poliuretan dari poliol yang disintesis dengan katalis H2SO4 memiliki kerapatan ikatan silang (crosslink density) yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak sawit dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis poliuretan dengan memilih metode sintesis poliol dan jenis isosianat yang sesuai.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePEMANFAATAN MINYAK SAWIT UNTUK SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN POLIURETANen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record