dc.description.abstract | Data seismik yang memiliki resolusi tinggi diperlukan untuk mencitrakan kondisi geologi bawah permukaan bumi. Namun, data seismik konvensional merupakan komposit dari rentang frekuensi gelombang yang ada sehingga cukup sulit untuk menginterperetasi fitur geologi. Untuk melihat fitur geologi dengan resolusi yang lebih tinggi, dekomposisi spektral dengan metode Continuous Wavelet Transform (CWT) perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan delineasi struktur geologi dan fasies pada penampang RGB dan penampang seismik amplitudo di software Clirton dan Hampson Russel, studi kasus Formasi Menggala, Cekungan Sumatera Tengah. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, peneliti membuat horizon slice dan memecah frekuensi data seismik 3D post-stack menjadi tiga, yaitu 20 Hz (low frequency), 25 Hz (medium frequency), dan 30 Hz (high frequency). Ketiga frekuensi tersebut kemudian divisualisasikan dalam penampang RGB menggunakan metode RGB blending dengan software Hampson Russel dan Clirton. Delineasi fasies pada penampang RGB dibantu oleh analisis data sumur dan delineasi struktur geologi pada penampang RGB dibantu oleh penampang seismik amplitudo di software Clirton. Kesimpulannya, penampang RGB dari software Clirton dapat menampilkan warna yang lebih variatif daripada penampang RGB dari software Hampson Russel sehingga fasies dan strukturnya dapat terlihat lebih jelas. Secara spesifik, penampang seismik amplitudo di software Clirton dapat menampilkan struktur yang lebih detail daripada penampang RGB. | en_US |