dc.contributor.author | HANANDA, ERLANGGA | |
dc.date.accessioned | 2023-09-08T13:46:49Z | |
dc.date.available | 2023-09-08T13:46:49Z | |
dc.date.issued | 2023-09-08 | |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/10282 | |
dc.description | Salah satu kendala yang sering dialami oleh PT Indonesia Air Tranport ialah kerusakan barang. Hal itu terjadi karena beberapa faktor yakni packaging yang kurang baik, jalan yang rusak dan terjal serta barang ditumpuk-tumpuk. Kerusakan barang itu bisa mempengaruhi customer satisfaction karena produk tidak sesuai dengan keadaan aslinya. Walaupun pengiriman dijalankan dengan armada yang sudah mendukung tetapi seringkali packaging rusak dan barang itu mengalami benturan dengan barang yang lainnya. Hal itu, menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan dan tidak bisa memaksimalkan keuntungan yang maksimal. PT Indonesia Air Transport belum menerapkan strategi mitigasi risiko pada proses bisnisnya. Oleh karenanya, banyak gangguan yang dialami oleh perusahaan yang memungkinkan terjadi pada PT Indonesia Air Tranport dan perlu dijalankannya análisis mitigasi risiko agar bisa meminimalisir segala terjadinya risiko sehingga perusahaan bisa menjalankan bisnis dengan baik dan lancar. Penelitian ini berfokus pada dapartemen pengadaan saprepart pesawat dan pemeliharaan pesawat. | en_US |
dc.description.abstract | Studi kasus pada penelitian ini adalah PT. Indonesia Air Transport. Sebuah perusahaan penerbangan yang memberikan layanan penjualan sparepart pesawat dan maintenance pesawat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi penanganan risiko yang dilakukan untuk meningkatkan efesiensi operasional pada PT. Indonesia Air Transport. Metode yang digunakan adalah House of Risk (HOR). Adapun hasil observasi melalui wawancara dan hasil kuisioner dengan expert pada PT. Indonesia Air Transport didapatkan 17 risk event dan 21 risk agent. Setelah diperoleh hasil House of Risk (HOR) fase satu terdapat 8 prioritas sumber risiko yang perlu penanganan dengan ranking prioritas risiko dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Adapun hasil dari House of Risk (HOR) fase 2 adalah strategi penanganan secara berurutan yaitu melakukan Briefing, monitoring dan evaluasi setiap hari (PA4), melakukan internal training 3 bulan sekali (PA3), membuat standar operating procedure (SOP) untuk prosedur pengemasan barang (PA1), melakukan evaluasi dan menerapkan metode pemilihan supplier seperti Fuzzy-AHP serta memilih supplier dengan standar yang lebih ketat (PA2), melakukan koordinasi setiap hari kerja melakukan penyesuaian data antara sistem dengan aktual di lapangan dan mendata produk yang masuk ke gudang dan juga keluar gudang serta memastikan kondisi material yang ada di gudang dan di sistem sudah sesuai (PA7), melakukan koordinasi untuk menentukan deadline dalam pembuata purchase requisition (PR), menyiapkan persyaratan yang diperlukan, meneydiakan anggaran (PA9), melakukan maintenance kendaraan secara berkala (PA6), mengelola SDM yang kompeten dan membuat perencanaan dengan sistem ERP-SAP (PA5), dan mengelola SDM dengan memahami standrad produk perusahaan dan mengetahui detail setiap produk (PA8).
Kata Kunci: HOR, Risiko, Risk Agent, Risk Event, Mitigasi Risiko | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | ERLANGGA DHAFA HANANDA | en_US |
dc.subject | HOR, Risiko, Risk Agent, Risk Event, Mitigasi Risiko | en_US |
dc.title | PENGELOLAAN RISIKO PADA PENGADAAN SUKU CADANG PESAWAT DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (STUDI KASUS: PT INDONESIA AIR TRANSPORT & INFRASTRUKTUR) | en_US |
dc.type | Other | en_US |