Identifikasi Stuktur Bawah Permukaan Pada Lapangan Panas Bumi "A" Menggunakan Pemodelan Inversi 2D Gayaberat Dengan Domain Triangular Mesh
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode gayaberat yang bertujuan untuk mengidentifikasi struktur di bawah permukaan berdasarkan hasil inversi 2D dengan domain triangular mesh. Lokasi penelitian terletak di Sumatera Barat dan pada daerah penelitian terdapat adanya zona graben. Hasil dari peta Complete Bouger Anomaly (CBA) menunjukkan nilai anomali rendah berada pada bagian tengah daerah penelitian yang diduga berasosiasi dengan litologi alluvium dan pada bagian timur daerah penelitian memiliki nilai anomali tinggi yang diduga sebagai respon dari batuan granit dan bagian barat daerah penelitian memiliki nilai anomali yang tinggi diduga berasosiasi dengan batuan beku dan batuan sedimen. Proses inversi bertujuan untuk mengetahui geometri dari graben. Pemodelan inversi dilakukan pada dua lintasan terhadap data gayaberat dengan inversi berbasi steepest descent . Geometri graben pada lintasan 1 (lintasan AB) diperkirakan memiliki lebar berkisar 4 km di permukaan dan lebarnya menjadi 2 km pada kedalaman sekitar 2 km. Berdasarkan kontras densitas kedalaman dari graben diperkirakan berada pada 3 km di bawah
permukaan. Pada hasil inversi terdapat adanya struktur yaitu bagian kiri diperkirakan struktur memiliki kemiringan 80 derajat (F1) dan bagian kanan dengan kemiringan struktur 65 derajat (F2). Geometri graben pada lintasan 2 (lintasan CD) diperkirakan graben memiliki lebar berkisar 4 km di permukaan dan lebarnya menjadi 2 km pada kedalaman berkisar 2 km. Bagian kiri graben terdapat stuktur dengan kemiringan 60 derajat (F1) dan bagian kanan terdapat adanya struktur dengan kemiringan 60 derajat (F2). Letak dari lintasan kedua berada pada arah tepi graben sehingga diperoleh kedalaman graben yang lebih dangkal. F1 dan F2 menyediakan zona permeable bagi fluida panas bumi yang ditunjukkan dengan kemunculan manifestasi mata air panas pada daerah penelitian. Sumber air panas tersebut diperkirakan berasal dari gunung api Talamau, fluida panas tersebut mengalir ke arah timur laut kemudian bertemu patahan (F1) dan bergerak ke utara muncul sebagai manifestasi mata air panas Panti, Lundar dan Ujung Padang.