Show simple item record

dc.contributor.authorTandawuya, Richard Reynchak
dc.date.accessioned2023-09-13T03:35:26Z
dc.date.available2023-09-13T03:35:26Z
dc.date.issued2023-09-08
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/10420
dc.description.abstractDalam keberadaannya, tanaman Faloak (Sterculia quadrifida R. Br.) sudah sejak lama dijadikan sebagai obat tradisional. Hal ini tentunya disebabkan oleh karena senyawa aktif yang terkandung di dalamnya khususnya kulit batang Faloak yang kaya akan senyawa flavonoid. Pada penelitian ini, kulit batang Faloak dilakukan maserasi selama 3 x 24 jam dengan variasi pelarut dengan nilai persentase yield paling besar dari ekstrak metanol (CH3OH) sebesar 53,62% dan variasi luas permukaan menggunakan pelarut etil asetat (C4H8O2) memperlihatkan nilai persentase yield sebesar 15,069%. Uji Shinoda menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat (C4H8O2) dan aseton (C3H6O) positif mengandung flavonoid dengan kadar sebesar 13,6988 ± 0,7930 dan 6,1143 ± 0,1274 mgQE/g. Masing-masing ekstrak dilanjutkan dengan proses fraksinasi menggunakan metode kromatografi kilat dan kolom karena memberikan pola noda yang baik dari hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fraksi yang diperoleh kemudian dikarakterisasi kandungan flavonoidnya menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR) serta proton Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Keberadaan senyawa metabolit sekunder lainnya seperti asam lemak dan ptalat ester didukung dengan hasil dari karakterisasi Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherRichard Tandawuyaen_US
dc.subjectFaloak, flavonoid, fraksi, kromatogafi, metabolit sekunderen_US
dc.titleIsolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Fraksi Etil Asetat dan Aseton pada Tanaman Faloak (Sterculia quadrafida R.Br)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record