ANALISIS MANAJEMEN RISIKO DALAM OPERASIONAL HALAL STORAGE: PENCEGAHAN KONTAMINASI PRODUK HALAL MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODES, EFFECTS, AND CRITICALLY ANALYSIS (FMECA)
Abstract
PT Multi Terminal Indonesia merupakan sebuah anak Perusahaan dari PT Pelindo Solusi
Logistik yang berfokus pada pelayanan jasa logistik dan tersebar di beberapa daerah di
Indonesia. PT Multi Terminal Indonesia memiliki beberapa cabang usaha, salah satunya yaitu
Halal Logistic & Cold Storage. Halal Logistic & Cold Storage menawarkan jasa layanan
penyimpanan produk berpendingin dengan disertai jaminan halal. Produk-produk yang
disimpan dalam gudang Halal Logistic & Cold Storage merupakan produk yang bersertifikat
halal atau produk yang termasuk dalam positive list. Sebagai tempat penyimpanan produk halal,
gudang HLC memiliki peluang yang sangat besar akan terjadinya kontaminasi produk halal.
Kontaminasi dapat terjadi pada berbagai kegiatan yang terdapat pada gudang, baik dari kegiatan
receiving hingga delivery. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko apa saja yang
dapat menyebabkan kontaminasi produk halal pada gudang Halal Logistic & Cold Storage dan
menentukan strategi yang dapat diterapkan untuk meminimalisasi terjadinya risiko tersebut.
metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Failure Modes, Effects, And Critically
Analysis (FMECA). FMECA merupakan suatu metode yang digunakan dalam melakukan
identifikasi potensi kegagalan (modus kegagalan) yang terjadi pada suatu proses atau kegiatan.
Metode ini terbagi menjadi dua bagian yaitu analisis Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)
dan Critically Analysis (CA). berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat tiga risiko
yang memiliki nilai kekritisan paling tinggi yaitu kurangnya pemahaman karyawan terkait
kebijakan halal, tim perwakilan customer memasuki gudang dengan membawa produk dengan
kandungan non halal dan/atau terkontminasi barang non halal, dan produk terkontaminasi najis
saat bongkar barang. Tindakan penanganan yang dapat diterapkan guna meminimalisir
terjadinya risiko kurangnya pemahaman karyawan terkait kebijakan halal yaitu memberikan
pelatihan terhadap seluruh karyawan, membuat pedoman dan prosedur tertulis yang dapat
diakses oleh seluruh karyawan terkait cara penanganan produk halal, dan meningkatkan
pengawasan.