ANALISIS GEOLOGI TEKNIK REMBESAN DAN KESTABILAN LERENG DI BENDUNGAN LOGUNG, KABUPATEN KUDUS, PROVINSI JAWA TENGAH
Abstract
Bendungan Logung adalah sebuah bendungan urugan tanah yang terletak di perbatasan Desa Kandangmas dan Desa Tanjungrejo, Kabupaten Kudus. Bendungan Logung berfungsi sebagai pengendali banjir saat musim penghujan tiba. Fungsi lain dari bendungan ini sebagai penyedia air baku hingga air irigasi bagi masyarakat untuk menghadapi kekeringan. Meninjau dari banyaknya manfaat dari Bendungan Logung terhadap masyarakat maka perlu dipastikan keamanan bendungan yang terjamin supaya operasional bendungan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu parameter keamanan dalam operasional bendugan adalah dengan memperhatikan rembesan dan kestabilan lerengnya. Dalam operasional bendungan akan terjadi beberapa kondisi muka air yang menggenangi reservoir di hulu, baik kondisi banjir hingga tanpa air sekalipun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola aliran rembesan, karakteristik debit rembesan, serta kestabilan lereng yang dipengaruhi oleh muka air di reservoir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa teori Cassagrande untuk mengetahui pola rembesan, metode Darcy untuk menentukan debit rembesan, serta metode Morgenstern-Price untuk mengetahui nilai kestabilan lereng. Data yang digunakan adalah data dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana untuk kemudian diolah menggunakan aplikasi Geostudio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola aliran rembesan yang diwakilkan oleh garis freatik nampak lebih menunjam ketika muka air lebih tinggi. Dari debit aliran rembesan diketahui bahwa muka air yang lebih tinggi pada reservoir akan menghasilkan debit rembesan yang lebih besar di kaki hilir bendungan. Sedangkan untuk analisis kestabilan lereng didapatkan nilai faktor keamanan yang hampir semuanya di atas batas aman. Nilai tidak aman hanya didapatkan dalam kondisi surut cepat sesaat setelah terjadinya penyurutan habis air di reservoir. Solusi mitigasi dari analisis bahaya operasional bendungan adalah menghindari kondisi surut cepat, apabila terpaksa dilakukan penyurutan harus dilakukan secara bertahap. Apabila masih dibutuhkan penguatan lereng dan fondasi dari kegagalan dapat dilakukan dengan pemasangan turap beton serta grouting pada fondasi.