dc.contributor.author | Clara, Jean'z | |
dc.date.accessioned | 2024-03-14T02:45:10Z | |
dc.date.available | 2024-03-14T02:45:10Z | |
dc.date.issued | 2024-03-01 | |
dc.identifier.citation | Adirini. (2017). Gastrodiplomasi-Upaya Memperkuat Diplomasi Indonesia. Hubungan Internasional, 3. Aikal, F. (2022). ANALISIS HUBUNGAN INDONESIA – KOREA SELATAN MELALUI KOREAN WAVE PADA TAHUN 2019-2021. Hubungan Internasional, 37-39. Antara. (2019, Agustus 29). "TeKo Nang Jawa", tur promosi budaya Korsel lewat jalur darat. From Teko Nang Jawa: https://www.antaranews.com/berita/1034814/teko-nang-jawa-tur-promosi- budaya-korsel-lewat-jalur-darat Antara. (2019, September 02). Dubes Korsel start tur budaya 1041096/dubes-korsel- start-tur-budaya-teko-nang-jawa ASEAN-Indonesia, S. N. (2019, September 02). 30 Tahun Kerja Sama dengan ASEAN, Korsel Luncurkan TeKo Nang Jawa . From Sekertariat Nasional ASEAN-Indonesia: https://setnasasean.id/news/read/ Citranewsindonesia. (2019, Agustus 29). “Teko Nang Jawa” Teko (Teman Korea) Keliling Pulau Jawa Naik Bus. From Teko Nang Jawa: https://citranewsindonesia.com/2019/08/29/teko-nang-jawa-teko-teman- korea-keliling-pulau-jawa-naik-bus/ Dahlia. (2020). penggunaan food truck dal | en_US |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/11220 | |
dc.description | Kuliner suatu negara adalah unsur suatu budaya yang menggambarkan nilai- nilai terbentuknya terhadap peradaban di suatu negara. Makanan memiliki peran penting sebagai unsur budaya untuk membentuk nation branding. Korea Selatan berusaha untuk mengembangkan citra negaranya dibuktikan dengan berbagai upaya promosi serta penyelenggaraan berbagai program untuk memperkenalkan makanan negaranya. Hal ini, menunjukkan bagaimana makanan mengandung nilai suatu negara yang dipilih dan digunakan untuk merepresentasikan suatu negara.
Makanan Korea Selatan seperti tteokbokki, odeng, dan mandu digunakan untuk merepresentasikan negaranya ditingkat global. Namun, untuk suatu negara yang mayoritas muslim, makanan Korea Selatan masih belum sepenuhnya dapat langsung diterima mengingat Korea Selatan merupakan negara non muslim yang mayoritas makanannya menggunakan bahan-bahan dari minyak dan daging babi. Berdasarkan laporan dari The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC) Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari RISSC Indonesia mencapai 240,62 setara dengan 86,7% populasi nasional. Sedangkan, Korea Selatan menurut Gallup sensus 2022 tercatat 60% tidak memiliki agama, 17% beragama protestan, 16% Budha, 6% Katolik
Roma, dan islam 1% (Agung, 2019).
Pada tahun 2017, BPOM menyatakan secara resmi terdapat empat produk mie instan Korea Selatan bermerek Samyang rasa kimchi, Samyang varian Udong, Ottogi dan Nongshim yang positif mengandung babi dan terjual bebas di Indonesia (Robbi, 2022). Hal ini, menjadi salah satu unsur pembentuk citra ditingkat global yang berimplikasi pada citra Korea Selatan di negara muslim. Kasus mie instan Korea yang terindikasi mengandung babi dikabarkan di berbagai media massa Indonesia. Hal ini membentuk persepsi negatif masyarakat Indonesia melalui pemberitaan dan informasi yang disebarkan oleh media yang menyebabkan penurunan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kuliner
Korea Selatan, seperti hasil wawancara oleh berbagai media massa mengungkapkan keraguan masyarakat Indonesia terhadap kuliner Korea Selatan. Korea Selatan pada akhirnya berusaha membentuk citra yang lebih baik di negara- negara yang masyarakatnya mayoritas muslim seperti Indonesia melalui makanan yang dikemas dalam sebuah upaya diplomasi. Salah satu upaya Korea Selatan dalam menggabungan upaya diplomasi dan makanan dikenal dengan istilah gastrodiplomasi yang dilaksanakan pada program Teko Nang Jawa. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini merupakan analisis upaya gastrodiplomasi Korea Selatan di Indonesia melalui program pemerintah Korea Selatan yaitu Teko Nang Jawa. Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan bagaimana gastrodiplomasi Korea Selatan mengubah pandangan negara Indonesia yang mayoritas beragama muslim terhadap kuliner Korea Selatan. Pada tahun-tahun sebelumnya kuliner Korea Selatan mengalami isu yang kurang ramah bagi masyarakat muslim Indonesia yaitu, empat produk mie instannya terindikasi mengandung babi. Sehingga, Korea Selatan menggunakan gastrodiplomasi sebagai jalan komunikasi mengembalikan citranya dan mengubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap kulinernya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data dianalisis dengan menggunakan studi literatur menjelaskan bagaimana aspek-aspek yang ada dalam gastrodiplomasi pada program Teko Nang Jawa. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah gastrodiplomasi dan nation branding. Hasil dari analisis ini menunjukkan gastrodiplomasi dalam program ini menekanakan kelayakan kulinernya terhadap masyarakat muslim, memberikan pengalaman kuliner secarah langsung bagi masyakat Indonesia sehingga memengaruhi cara pandang masyarakat Indonesia terhadap kuliner Korea Selatan yang akan berimplikasi pada nation branding Korea Selatan.
Kata kunci: Gastrodiplomasi, Teko Nang Jawa, Korea Selatan, Indonesia, Nation Branding. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Jean'z Clara | en_US |
dc.subject | Gastrodiplomasi Korea Selatan di Indonesia melalui program Teko Nang Jawa | en_US |
dc.title | GASTRODIPLOMASI KOREA SELATAN TERHADAP INDONESIA MELALUI PROGRAM TEKO NANG JAWA UNTUK MENGUBAH PANDANGAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP KULINER KOREA SELATAN | en_US |
dc.title.alternative | Gastrodiplomasi | en_US |
dc.type | Other | en_US |