dc.description.abstract | Hutan Mangrove di kawasan Kota Bontang memiliki berbagai manfaat seperti mendorong produksi sektor perikanan, habitat bagi satwa langka Bekantan, hingga menyerap dan menyimpan karbon. Namun, luasan lahan hutan Mangrove di kota Bontang semakin berkurang. Oleh karena itu, penilaian ekonomi total terhadap kawasan Mangrove dilakukan dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan membayar masyarakat untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari hutan Mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi total hutan Mangrove di kawasan kota Bontang adalah sebesar Rp20.387.880.927 per tahun. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang signifikan memengaruhi kesediaan membayar atau WTP dari responden terhadap hutan Mangrove dan Bekantan yaitu bid, jenis kelamin, dan pendapatan. Pada model keberadaan mangrove, Variabel bid dan jenis kelamin (1=laki-laki) memiliki arah yang negatif. Hal ini berarti bahwa peningkatan nominal bid akan mengurangi probabilitas responden untuk bersedia membayar terhadap keberadaan Mangrove. Kemudian jika responden tersebut adalah laki-laki maka probabilitas untuk bersedia membayar terhadap keberadaan mangrove lebih kecil dari perempuan. Sedangkan, variabel pendapatan (1= > Rp3.400.000) menunjukkan arah yang positif. Hal ini berarti bahwa responden dengan penghasilan diatas Upah Minimum Kota (UMK) memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk bersedia membayar terhadap keberadaan mangrove daripada responden dengan penghasilan dibawah atau setara UMK. Begitu pula pada model Bekantan, Variabel bid dan jenis kelamin (1=laki-laki) memiliki arah yang negatif. Sedangkan, variabel pendapatan (1= > Rp3.400.000) menunjukkan arah yang positif. | en_US |