dc.description.abstract | India menghadapi tantangan krusial dalam memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan membeli sistem peluru kendali S-400 Triumf dari Rusia untuk memperkuat pertahanan nasionalnya. Salah satu rintangan utama adalah ancaman sanksi Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) dari Amerika Serikat jika India melanjutkan pembelian alutsista dari Rusia. CAATSA melarang negara-negara yang melakukan transaksi signifikan dengan Rusia di sektor pertahanan untuk mendapatkan bantuan keuangan dan pertahanan dari AS. Sanksi CAATSA ini berpotensi menghambat pasokan suku cadang dan sistem persenjataan bagi militer India. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi India dalam menghadapi sanksi CAATSA dan memastikan pemenuhan kebutuhan alutsistanya dari Rusia, khususnya sistem peluru kendali S-400 Triumf. Pendekatan penelitian ini menggunakan Bargaining Theory Thomas C. Schelling untuk menelaah strategi India dalam menghindari sanksi CAATSA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur, memanfaatkan artikel jurnal ilmiah, publikasi resmi pemerintah, laporan organisasi internasional, dan berita dari media massa ternama. Temuan penelitian menunjukkan bahwa India berhasil meminimalisasi risiko sanksi dengan menekankan bahwa stabilitas regional dan keamanan nasional adalah kepentingan utama. Upaya diplomasi dan lobi India membuahkan hasil, yaitu pengecualian sanksi sementara dari AS dan pemahaman atas posisi strategis India di kawasan Asia Selatan. | en_US |