RELOKASI HIPOSENTER GEMPA SUSULAN YOGYAKARTA 3 JUNI 2006 MENGGUNAKAN METODE DOUBLE DIFFERENCE
Abstract
Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang masih aktif mengalami deformasi akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Astralia dan lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng tektonik menyebabkan terjadinya retakan atau patahan pada batuan yang berada di bawah permukaan bumi. Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi di Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk Kabupaten Bantul dan sekitarnya. Penyebab gempa di darat teridentifikasi berasal dari Sesar Opak dan sesar yang berada disekitarnya yang belum teridentifikasi. Relokasi hiposenter dibutuhkan untuk mendapatkan lokasi hiposenter yang lebih akurat, yang penting untuk analisis kegempaan, kondisi tektonik, struktur geologi, atau zona sesar. Pada penelitian ini digunakan metode double difference untuk relokasi hiposenter dengan memanfaatkan waktu tempuh pasangan gempa menuju stasiun. Uji beberapa model kecepatan dan nilai damping juga diterapkan untuk meningkatkan hasil relokasi hiposenter. Hasil terbaik didapatkan dengan menggunakan model kecepatan Koulakov dan nilai damping 30, yang kemudian dianalisis serta divalidasi berdasarkan frekuensi nilai residual. Penelitian ini menunjukkan bahwa gempa tersebut dipengaruhi oleh Sesar Ngalang yang bagian selatannya terhubung dengan Sesar Opak oleh sesar yang baru teridentifikasi bernama Sesar Oyo.