ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA KONDISI BERGERAK (DYNO-TEST) DENGAN METODE UJI EMISI
Abstract
Penelitian ini tentang analisis emisi gas buang sepeda motor dengan tujuan menganalisis
konsentrasi emisi gas buang kendaraan sepeda motor di wilayah Jabodetabek pada kondisi
bergerak atau dyno-test, menganalisis faktor yang mempengaruhi gas buang kendaraan
khususnya sepeda motor pada wilayah Jabodetabek pada kondisi bergerak, menganalisis
faktor emisi kendaraan bermotor khususnya sepeda motor pada wilayah Jabodetabek dengan
satuan g/kg dan g/km, dan memberikan rekomendasi dalam pengelolaan kualitas udara dari
emisi gas buang kendaraan bermotor pada bidang transportasi di Jabodetabek. Variasi sepeda
motor uji di kategorikan berdasarkan kecepatan sepeda motor, model sepeda motor, jenis
bahan bakar, kapasitas mesin sepeda motor, frekuensi perawatan, usia sepeda motor, tipe
mesin sepeda motor, dan pengunaan knalpot. Pengujian sepeda motor mengacu kepada baku
mutu PERMENLH No. 23 Tahun dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel. Hasil uji
menunjukkan bahwa 17 sepeda motor memenuhi baku mutu, sementara 13 sepeda motor
tidak memenuhi. Pada kategori L3 < 150 cm³, terdapat 9 sampel dengan 7 di antaranya
memenuhi baku mutu dan 2 tidak. Pada kategori L3 ≥ 150 cm³, terdapat 21 sampel dengan
10 memenuhi baku mutu dan 11 tidak. Lalu melakukan analisis mengunakan metode Multivariat
Analysis Variance dengan aplikasi IBM SPSS dan menyimpulkan hasil bahwa variasi yang
mempunyai signifikansi adalah model sepeda motor, tipe mesin sepeda motor, usia sepeda motor,
kapasitas mesin, frekuensi perawatan, dan pengunaan knalpot. Variasi tersebut dikelompokkan dan
dijadikan variasi untuk menentukan faktor emisi tier 3 dengan hasil tertinggi melebihi standar
CORINAIR ialah sepeda motor 2 stroke, model sport, bahan bakar RON 92, Euro 3, knalpot racing,
kapasitas mesin >135 – 180cc, dan frekuensi perawatan < 3 bulan dengan nilai CO sebesar 9,16 g/km
dan sepeda motor 4 stroke, model matic, bahan bakar RON 92, Euro 3, knalpot racing, kapasitas
mesin <100 – 135, dan frekuensi perawatan <3 bulan, dengan nilai CO sebesar 27,07 g/km.