Analisis Ketahanan Korosi Uap Garam dengan KCl dan CaCl2 Terhadap Paduan Berbasis Ferrous dan Nikel Pada Temperatur 600 C
Abstract
Pipa boiler yang lagi beroperasi pada suhu tinggi menjadikan boiler rentan terhadap korosi. Korosi menjadi lebih parah ketika terdapat senyawa alkali klorida seperti KCl dan CaCl2. Alkali klorida merupakan zat pengotor yang terdapat pada sampah, dimana saat ini sampah perkotaan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik domestik (rumah tangga) maupun industri telah dikembangkan sebagai subtitusi bahan bakar PLTU yang disebut sistem Co-firing Sampah. Cofiring sampah pada PLTU merupakan salah satu implementasi dalam mengurangi emisi carbon yang menimbulkan emisi gas rumah kaca. Sehingga studi ini dilakukan untuk menguji tingkat korosi yang disebabkan oleh uap KCl dan CaCl₂ pada empat jenis bahan paduan logam paduan (ASTM A516, super invar, SS 316, Hastelloy C-276 ) agar menentukan material yang paling tahan terhadap korosi. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur data dan pengumpulan data untuk analisis melalui eksperimen di laboratorium. Hasil yang didapatkan mass gain dari 55% KCl + 45% CaCl2 pada suhu 600 oC selama 100 jam untuk paduan Hastelloy, Super Invar, SS 316 dan ASTM A516 sebesar 0,0196 mg/cm2 , 0,2577 mg/cm2, 0,0924 mg/cm2, dan 0,3682 mg/cm2. Sedangkan pada mass gain dari variasi 85% KCl + 45% CaCl2 pada suhu 600 oC selama 100 jam untuk paduan Hastelloy, Super Invar, SS 316 dan ASTM A516 sebesar 0,1514 mg/cm2, 0,5994 mg/cm2, 0,2430 mg/cm2 dan 0,7842 mg/cm2. Laju korosi yang terjadi paduan Hastelloy, Super Invar, SS 316 dan ASTM A516 di paparan uap 55% KCl + 45% CaCl2 pada suhu 600 oC selama 100 jam sebesar 0,193129 mmpy, 2,7740 mmpy, 1,0113 mmpy, dan 4,1354 mmpy. Sedangkan Laju korosi pada variasi 85% KCl + 45% CaCl2 pada suhu 600 oC selama 100 jam untuk paduan Hastelloy, Super Invar, SS 316 dan ASTM A516 sebesar 1,4919 mmpy, 6,4518 mmpy, 2,6607 mmpy, dan 7,7271 mmpy. Dengan demikian Hastellloy menunjukkan ketahanan korosi terbaik pada 4 paduan yang diuji.