ANALISIS KEMUNCULAN EPISODIK BATUPASIR DI ANTARA BATUAN PIROKLASTIK PADA FORMASI JATEN, JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS PROPERTI BUTIRAN
Abstract
Formasi Jaten merupakan salah satu formasi di Jawa Timur yang cukup dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik pada periode Tersier berumur awal Miosen Tengah. Hal ini dibuktikan dengan produk dari Formasi Jaten yang didominasi tersusun oleh batuan piroklastik dan batupasir yang muncul secara episodik. Penelitian ini dilakukan di Formasi Jaten, khususnya di Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dan pola perubahan sumber material pada daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis petrografi menggunakan mikroskop polarisasi dan point counting menggunakan perangkat lunak Image J untuk analisa lanjut properti butir (ukuran butir dan kebundaran). Berdasarkan data di lapangan, didapati ketidakseragaman jenis batuan. Terdapat 22 sampel yang diambil secara sistematis dari bagian paling tua hingga muda formasi untuk di analisis lebih lanjut, 14 di antaranya adalah sampel batuan piroklastik dan 8 di antaranya merupakan sampel batupasir tufan. Hal ini menandakan adanya dua periodisasi pembentukan batuan yang berbeda, yaitu periode sedimen silisiklastik dan piroklastik. Komposisi mineralogi dari kedua jenis sampel dominan sama yaitu, litik vulkanik, kuarsa, plagioklas dan K-feldspar. Namun, untuk sampel batuan piroklastik terdapat tambahan mineral lain yaitu klinopiroksen dan mineral sekunder seperti kalsit dan klorit. Berdasarkan perhitungan secara kuantitatif, rata-rata ukuran butir sampel batuan piroklastik adalah tuff. Sedangkan rata-rata kebundaran butir pada sampel batupasir tufan berkisar membundar – sangat membundar. Sedangkan untuk rata-rata ukuran butir sampel batupasir berkisar pasir sangat halus – pasir kasar. Kemunculan periodik batupasir tufan diantara batuan piroklastik kemungkinan terkait dengan aktivitas gunungapi. Proses pengendapan terjadi saat aktivitas gunungapi sedang dalam mode istirahat, berhenti atau gunungapi tersebut tetap aktif namun material vulkaniknya menuju ke sisi yang berbeda dari cekungan di Formasi Jaten sehingga proses sedimentasi material klastik tetap dapat berlangsung dan dipengaruhi oleh sisa-sisa produk aktivitas vulkanik yang sebelumnya.