PROYEKSI CURAH HUJAN BERDASARKAN PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI DASAR PREDIKSI GENANGAN BANJIR PADA DAS SEPAKU DI WILAYAH IKN DENGAN METODE STATISTICAL DOWNSCALING MENGGUNAKAN MODEL CMIP6 DENGAN DATASET CNRM-ESM 2-1 DAN MRI-ESM 2-0
Abstract
Indonesia adalah negara yang sangat rawan terhadap bencana banjir, terutama karena curah
hujan yang tinggi dan fenomena cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang signifikan.
Perubahan iklim global yang dipicu oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, telah
menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan ekstrem. Hal ini berdampak
signifikan pada peningkatan risiko bencana hidrometeorologis, termasuk banjir. Dalam
konteks pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, potensi banjir menjadi
perhatian utama secara khusus pada DAS Sepaku. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan perbandingan curah hujan kondisi eksisting dan kondisi proyeksi serta
melakukan pemodelan genangan banjir dengan skenario dan tanpa skenario perubahan
iklim pada DAS Sepaku wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan menggunakan software
HEC-RAS. Studi ini juga bertujuan untuk memproyeksikan curah hujan dari tahun 2076
hingga tahun 2100 di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sepaku, wilayah IKN, menggunakan
data dari model Global Climate Model (GCM) dataset CNRM-ESM 2-1 dan MRI-ESM 2
0 dengan teknik statistical downscaling berdasarkan skenario CMIP6. Curah hujan output
GCM diolah terlebih dahulu dengan teknik statistical downscaling untuk diregionalisasi
berdasarkan titik tinjau. Selanjutnya curah hujan proyeksi tersebut dikoreksi terlebih
dahulu dengan Quantile Mapping Correction. Kemudian data curah hujan yang sudah
dikoreksi akan dilakukan analisis hidrologi untuk mendapatkan debit banjir rencana. Debit
banjir rencana yang didapatkan dari hasil simulasi HEC-HMS akan dilakukan pemodelan
genangan banjir 2D dengan menggunakan software HEC-RAS. Berdasarkan hasil simulasi
dapat diketahui bahwa nilai luas genangan banjir untuk setiap skenario berbeda-beda.
Namun pada kala ulang 2 tahun, luasan genangan banjir kondisi proyeksi model CNRM
ESM 2-1 dan MRI-ESM 2-0 tidak terjadi perubahan yang begitu signifikan dengan hasil
observasi. Dapat diketahui bahwa luas genangan untuk kondisi observasi dan kondisi
proyeksi hanya berkisar ± 1 km2. Sedangkan pada kala ulang 100 tahun, perubahan luas
genangan banjir yang dihasilkan meningkat hingga 2.84% dari kondisi Observasi.