ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS FILTRATION CONTROL AGENT LUMPUR PENGEBORAN PADA FORMASI AIR BENAKAT, SUMUR LIANA
Abstract
Filtration control agent merupakan aspek penting dalam proses pengeboran yang mana bertugas untuk mencegah terjadinya kick dan swelling karena formasi dominan shale yang terdapat micro fracture. Oleh karena itu, pembahasan FCA ini merupakan topik yang penting dalam mengatasi ke dua permasalahan tersebut agar proses pengeboran dapat berlangsung dengan kendala yang minimal atau bahkan tidak ada kendala sama sekali. Pemilihan FCA akan dilakukan peninjauan berdasarkan banyaknya volume filtrat dan ketebalan mud cake yang terbentuk dari 7 (tujuh) jenis lumpur yang akan di uji. Data formasi yang digunakan pada penelitian ini merupakan data lapangan yang berasal dari provinsi Sumatra Selatan. Penelitian ini memiliki Batasan masalah seperti indikasi permasalahan pada formasi sudah ditentukan dan tidak mempertimbangkan operating cost. Alur penelitian
ini dilakukan dengan tahapan penentuan mud weight, penentuan additive, pengujian laboratorium seperti penentuan mud balance, rheology, pH dan filtration press yang diakhiri dengan pengukuran ketebalan mud cake dan jumlah volume filtrate yang diperoleh. Penelitian dilakukan dengan 2 (dua) kali pengujian lumpur yaitu pengujian pertama tanpa menggunakan viscosifier dan yang ke dua menggunakan viscosifier berupa xanthan gumuntuk melihat efek viscosifier terhadap properties lumpur. Untuk pengujian tanpa viscosifierdiperoleh hasil terbaik yaitu FCA kombinasi CMC – PAC LV kemudian untuk kombinasi setelah ditambahkan viscosifier diperoleh yang terbaik yaitu lumpur dengan additive tunggal CMC.