dc.description.abstract | Pelabuhan Kijing merupakan pelabuhan yang baru diresmikan pada tanggal 9
Agustus 2022. Pelabuhan Kijing nantinya akan menjadi pelabuhan utama di
Kalimanatan Barat yang menangani arus bongkar muat barang terutama curah
kering. Kedatangan muatan yang besar dengan riwayat throughtput yang masih
kecil dan belum adanya utilitas utilitas terhadap fasilitas peralatan terminal curah
kering membuat perlunya mengidentifikasi kekurangan dan kekuatan fasilitas yang
ada, serta merencanakan penyesuaian atau peningkatan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa fasilitas tersebut dapat berfungsi secara efisien dan efektif.
Penelitian ini dimulai dengan menghitung utilitas yang ada untuk menilai kinerja
operasional peralatan. Kemudian dilakukan proyeksi curah kering dengan
mempertimbangkan 3 komoditi reguler yang akan dibongkar muat di Pelabuhan
Kijing yaitu kernel, alumina dan Batubara. Peramalan yang digunakan adalah trend
quadratic dengan periode 2024-2032. Setelah itu, dilakukan identifikasi akar
permasalahan dalam operasional terminal curah kering dengan menggunakan
diagram tulang ikan. Penentuan solusi terbaik dilakukan dengan metode
SCAMPER. Pada penelitian ini, diperoleh bahwa utilitas yang ada masih tergolong
rendah yaitu sebesar 27,33% untuk conveyor belt dan 33,51% untuk Grabs .
Namun, utilitas yang diramalkan akan kelebihan beban bila kinerja tidak
ditingkatkan. dengan demikian, solusi terbaik dalam meningkatkan kinerja adalah
pemilik kargo dan pihak pelabuhan harus mengatur kembali jadwal kedatangan,
operator harus sudah mempersiapkan alat sebelum digunakan yang memiliki nilai
dan pemeliharaan alat secara berkala. | en_US |