dc.description.abstract | Karakteristik biometri fosil gigi dapat digunakan untuk melakukan penentuan taksa dan variasi spesies. Metode ini digunakan sebagai alat membedakan antara satu taksa dengan taksa lainnya. Tidak hanya pengelompokkan menjadi sebuah variasi spesies saja, tetapi karakteristik biometri fosil gigi juga dapat digunakan untuk interpretasi lingkungan pengendapan. Dalam penelitian ini dilakukan studi perbandingan karakteristik biometri fosil gigi famili Suidae untuk merekonstruksi lingkungan purbanya pada Pleistosen di Sangiran Jawa Tengah. Fosil dari gigi babi – babian di Indonesia cukup melimpah dan memiliki rentang umur yang panjang dan representatif. Selain menggunakan data fosil gigi Suidae untuk melakukan interpretasi lingkungan purba, peneltian ini dibantu oleh data – data geologi, biostratigrafi dan palinologi untuk merekonstruksi lingkungan pengendapan. Hasil dari penelitian menemukan bahwa terdapat dua jenis variasi spesies yaitu Sus brachygnathus dan Sus macrognathus dengan rentang umur dari Pleistosen Tengah hingga Pleistosen Akhir. Hasil Interpretasi menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan berada pada Pleistosen Tengah di Formasi Kabuh Bawah dengan terdapat lingkungan dominasi padang rumput sabana, dan juga terdapat aliran sungai dengan tipe meander. Lalu mengalami perubahan ke lingkungan yang dominasi padang rumput sabana semakin luas dengan terdapat sungai dengan tipe teranyam (braided) pada Pleistosen Akhir di Formasi Kabuh Atas. Terdapat juga gunung berapi pada kedua lingkungan purba yang ditandai dengan adanya sisipan tuf dan material vulkanik dari penyusun Formasi Kabuh. | en_US |