Studi Kasus Penentuan Minimum Miscibility Pressure (MMP) pada Lapangan X pada Proses CO2 Flooding menggunakan Alat Slimtube Apparatus
Abstract
Lapangan X merupakan lapangan yang memproduksikan minyak dan gas sekaligus dalam setiap produksinya. Produksi gas pada lapangan ini hampir mencapai setengah dari total produksi setiap harinya, dan komposisi gas terbesar yang terproduksi, yaitu berupa gas CO2, oleh karenanya pada lapangan ini direncanakan untuk tahap tertiary recovery-nya di masa yang akan datang dengan menggunakan metode enhanced oil recovery (EOR) jenis CO2 flooding. Keberhasilan metode ini tidak terlepas dari yang namanya parameter minimum miscibility pressure (MMP) yang mana didefinisikan sebagai tekanan injeksi terendah dimana minyak dan gas dapat bercampur sempurna melalui proses multi-contact miscibility (MCM) dengan membentuk satu front seragam (satu fasa/homogen) dalam proses ekstraksinya. Tujuan dilakukannya pengujian ini, yaitu mengevaluasi kemampuan reservoir pada Lapangan X apakah proses pendesakannya akan berlangsung secara miscible atau hanya sampai immiscible saja, dan nilai recovery factor (RF) yang didapat untuk masing-masing proses pendesakannya berapa (%). Penentuan nilai MMP dilakukan menggunakan metode eksperimental (pengujian laboratorium) dengan menggunakan alat slimtube apparatus, dengan melakukan percobaan pada lima titik tekanan pendesakan yang berbeda untuk mendapatkan nilai MMP-nya. Hasil dari penelitian ini diperoleh untuk nilai MMP-nya, yaitu sebesar 4,183.75 psi dengan RF sebesar 91.20 %. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah proses pendesakan yang dapat dicapai untuk lapangan X hanya sampai pendesakan secara immiscible saja (gas to fluid), dikarenakan tekanan reservoirnya sudah mengalami penurunan (decline) dengan selisih ± 583 psi dari tekanan minimum miscibility pressure (MMP), sehingga hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan proses pendesakan secara miscible. Meskipun proses pendesakan tidak berlangsung secara miscible, recovery factor (RF) yang diharapkan masih dapat dicapai hingga ± 65 % dari total minyak yang masih berada di reservoir.