dc.description.abstract | Kota Palu yang tersusun di atas endapan aluvial memiliki potensi bahaya yang tinggi, salah satunya adalah likuifaksi. Hal ini telah dibuktikan dengan kejadian gempabumi pada tahun 2018 yang diikuti dengan bencana likuifaksi yang merusak infrastruktur dan menelan korban jiwa hingga 2.073 jiwa. Identifikasi litologi serta struktur bawah permukaan pada daerah Palu Selatan yang berpotensi untuk terjadinya fenomena likuifaksi menjadi tujuan utama dari penelitian ini. Terdapat 8 lintasan pengukuran resistivitas yang dilakukan dengan total panjang lintasan adalah 1470m dengan masing-masingnya 140m dan 190m dan spasi antara elektroda yang digunakan adalah 10m. Pemodelan data resistivitas dilakukan menggunakan algoritma “Regularized Inversion” yang terdapat pada perangkat lunak ResIPy yang berbasiskan Python. Hasil pemodelan resistivitas 2D menunjukkan kondisi bawah permukaan daerah penelitian didominasi oleh lapisan resistivitas rendah hingga sedang (4.1 – 201,4 Ωm). Zona resistivitas rendah, yaitu antara 4,1 – 78,5Ωm, diinterpretasikan sebagai lapisan lempung yang merupakan lapisan atau zona yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam skala besar. Selain itu di beberapa lintasan resistivitas juga ditemukan delapan kenampakan intrusi pasir dan kerikil(?), dengan nilai resistivitas 78,6Ωm – 201,4Ωm yang merupakan salah satu penciri dari kejadian likufaksi. Enam dari delapan kenampakan itu bahkan mencapai ke permukaan. Temuan lain yang diperoleh dari studi ini adalah adanya kenampakan patahan minor (?) pada lintasan GL26L (bagian Barat Laut daerah penelitian). Dengan temuan-temuan yang didapatkan dari pemodelan Resistivitas maka daerah Palu Selatan memiliki potensi likuifaksi di beberapa zona yang perlu menjadi perhatian dalam tahapan Pembangunan kota Palu. | en_US |