dc.description.abstract | Cabai merah (C. annum l.) merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia yang terkenal dengan kandungan capsaicin, senyawa bioaktif yang memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti antioksidan, penurun kolesterol, dan anti-kanker. Namun, metode ekstraksi capsaicin konvensional seringkali menggunakan pelarut organik yang berbahaya bagi lingkungan dan kurang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode ekstraksi capsaicin yang lebih efisien dan ramah lingkungan dengan menggunakan pelarut micellar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh variasi jenis surfaktan (Tween 80 dan Tween 20), konsentrasi surfaktan, suhu, dan waktu ekstraksi terhadap rendemen dan kualitas capsaicin yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut micellar. Proses ekstraksi dilakukan dengan variasi jenis surfaktan (Tween 80 dan Tween 20), konsentrasi surfaktan (4%, 5%, 6% untuk Tween 80 dan 5%, 6%, 7% untuk Tween 20), suhu (28°C, 40°C, 60°C), dan waktu ekstraksi (4, 5, dan 6 jam). Analisis kadar capsaicin dilakukan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), dan Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) reader untuk pengujian kadar total fenol, flavonoid, dan aktivitas antioksidan menggunakan reagen 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelarut micellar dapat mendekati efisiensi ekstraksi capsaicin dengan penggunaan pelarut etanol 96%. Kondisi optimal untuk ekstraksi capsaicin adalah menggunakan Tween 80 dengan konsentrasi 6%, pada suhu 28°C, dan waktu ekstraksi selama 5 jam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa metode maserasi dengan pelarut micellar merupakan alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk ekstraksi capsaicin dari cabai merah. | en_US |
dc.subject | Capsaicin, Maserasi, Pelarut Micellar, Antioksidan, Fenol, Flavonoid, High Performance Liquid Chromatography ,ELISA reader, DPPH. | en_US |