DIPLOMASI INDONESIA DALAM MEMASTIKAN TERLAKSANANYA PERTEMUAN G20-BALI TAHUN 2022
Abstract
Indonesia telah terpilih sebagai Presiden Kelompok 20 (G20) di Bali, dengan fokus pada tiga
sektor: kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi. Namun, negara ini
menghadapi tantangan geopolitik yang signifikan, khususnya konflik Rusia-Ukraina. Indonesia
telah terlibat aktif dalam konflik tersebut, menunjukkan dukungan yang kuat untuk G20. Dalam
persiapan pertemuan G20 di Bali, negara-negara anggota G20 ini memiliki pandangan yang
berbeda-beda terhadap konflik Rusia-Ukraina. Hal ini, munculnya adanya kemungkinan
pertemuan G20 di Bali akan tidak terlaksanakan dengan baik karena beberapa anggota dari G20
menolak kedatangan Rusia dalam KTT G20 ini. Berangkat dari pemikiran ini, Peneliti
merumuskan masalah penelitian bagaimana diplomasi Indonesia dalam memastikan Rusia dan
seluruh anggota G20 hadir dalam Pertemuan Kepresidenan G20-Bali di tengah Konflik Rusia-
Ukraina. Teori diplomasi multi jalur digunakan untuk menganalisis diplomasi Indonesia dalam
politik luar negeri. Kajian tersebut bertujuan untuk memahami peran Indonesia sebagai tuan rumah
dalam mensukseskan KTT Presidensi G20 di Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif analitis dengan metode kualitatif. Sebagai strategi peneliti untuk mengumpulkan data
penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dokumen arsip yang bersumber dari
dokumen terkait, buku, media online, dan wawancara dengan Gracia Paramitha, PhD dalam
pengumpulan data primer. Kemudian dilanjutkan ke teknik riset berbasis internet berupa berita
halaman web dan jurnal peer-review, yang meliputi diskusi terkait G20, Indonesia, Bebas Aktif,
Konflik Rusia-Ukraina, dan Soft-Power. Indonesia telah mengambil sikap netral dalam konflik
Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, sejalan dengan kebijakan luar negeri "Bebas dan Aktif"
ditetapkan. Indonesia memanfaatkan instrumen diplomasi, termasuk diplomasi jalur, untuk terlibat
dalam misi perdamaian kooperatif dan membangun citra internasional yang positif. Indonesia
dapat menjadi mediator dalam penyelesaian konflik Ukraina dan Rusia dan dapat dilakukan
melalui pendekatan multilateral. Indonesia telah aktif terlibat dalam dialog dengan negara-negara
lain, termasuk negara-negara Barat, untuk mengatasi konflik yang sedang berlangsung dan
menjaga fokus forum internasional.