Show simple item record

dc.date.accessioned2024-08-15T12:54:52Z
dc.date.available2024-08-15T12:54:52Z
dc.date.issued2024-08-15
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/12745
dc.description.abstractIndonesia telah terpilih sebagai Presiden Kelompok 20 (G20) di Bali, dengan fokus pada tiga sektor: kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi. Namun, negara ini menghadapi tantangan geopolitik yang signifikan, khususnya konflik Rusia-Ukraina. Indonesia telah terlibat aktif dalam konflik tersebut, menunjukkan dukungan yang kuat untuk G20. Dalam persiapan pertemuan G20 di Bali, negara-negara anggota G20 ini memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap konflik Rusia-Ukraina. Hal ini, munculnya adanya kemungkinan pertemuan G20 di Bali akan tidak terlaksanakan dengan baik karena beberapa anggota dari G20 menolak kedatangan Rusia dalam KTT G20 ini. Berangkat dari pemikiran ini, Peneliti merumuskan masalah penelitian bagaimana diplomasi Indonesia dalam memastikan Rusia dan seluruh anggota G20 hadir dalam Pertemuan Kepresidenan G20-Bali di tengah Konflik Rusia- Ukraina. Teori diplomasi multi jalur digunakan untuk menganalisis diplomasi Indonesia dalam politik luar negeri. Kajian tersebut bertujuan untuk memahami peran Indonesia sebagai tuan rumah dalam mensukseskan KTT Presidensi G20 di Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis dengan metode kualitatif. Sebagai strategi peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dokumen arsip yang bersumber dari dokumen terkait, buku, media online, dan wawancara dengan Gracia Paramitha, PhD dalam pengumpulan data primer. Kemudian dilanjutkan ke teknik riset berbasis internet berupa berita halaman web dan jurnal peer-review, yang meliputi diskusi terkait G20, Indonesia, Bebas Aktif, Konflik Rusia-Ukraina, dan Soft-Power. Indonesia telah mengambil sikap netral dalam konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, sejalan dengan kebijakan luar negeri "Bebas dan Aktif" ditetapkan. Indonesia memanfaatkan instrumen diplomasi, termasuk diplomasi jalur, untuk terlibat dalam misi perdamaian kooperatif dan membangun citra internasional yang positif. Indonesia dapat menjadi mediator dalam penyelesaian konflik Ukraina dan Rusia dan dapat dilakukan melalui pendekatan multilateral. Indonesia telah aktif terlibat dalam dialog dengan negara-negara lain, termasuk negara-negara Barat, untuk mengatasi konflik yang sedang berlangsung dan menjaga fokus forum internasional.en_US
dc.subjectKata Kunci: G20, Diplomasi Indonesia, Konflik Rusia-Ukraina, Mulit-Track Diplomasi.en_US
dc.titleDIPLOMASI INDONESIA DALAM MEMASTIKAN TERLAKSANANYA PERTEMUAN G20-BALI TAHUN 2022en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record