IDENTIFIKASI PERSEBARAN BAUKSIT MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS PADA LAPANGAN "X" KALIMANTAN BARAT
Abstract
Bauksit merupakan bijih utama dalam produksi aluminium yang terbentuk dari proses pelapukan batuan asal yang mengalami pelapukan akibat terkena hujan atau perubahan suhu secara terus menerus. Provinsi Kalimantan Barat merupakan daerah produksi mineral bauksit terbesar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sebaran bauksit dan menentukan volume lapisan bauksit berdasarkan model resistivitas. Terdapat 15 lintasan data resistivitas yang digunakan pada penelitian ini dimana 6 lintasan berarah Barat Timur dan 9 lintasan berarah Utara Selatan. Model resistivitas 2D diperoleh dengan pendekatan algoritma robust inversion yang merupakan salah satu fitur pada perangkat lunak Res2dinv. Pemodelan inversi menghasilkan model resistivitas yang optimum dengan besar RMS error < 10% dan variasi nilai resistivitas dari 30 – 2.600 ohm.m. Sehingga model yang diperoleh telah konvergen dan dapat digunakan pada tahapan interpretasi. Berdasarkan kondisi geologi daerah penelitian yang dikorelasikan dengan hasil pemodelan inversi resistivitas maka lapisan bauksit diinterpretasikan memiliki nilai resistivitas >1.900 ohm.m yang terletak pada kedalaman dangkal dari 0,51 – 14m. Lapisan bauksit ini terletak di atas lapisan resistivitas rendah (30 – 950 ohm.m) yang diinterpretasikan merupakan lapisan lempung (dikenal juga dengan kong). Visualisasi secara 3D dilakukan pada 15 model resistivitas yang diperoleh untuk digunakan dalam estimasi volume lapisan bauksit yang terdapat pada daerah penelitian. Interpolasi secara 3D dari model resistivitas 2D memperlihatkan persebaran lapisan bauksit dengan kecendrungan dari arah Barat – Timur Laut daerah penelitian dengan ketebalan lapisan bauksit yang cukup seragam yaitu 10 – 13m. Berdasarkan persebaran lapisan bauksit dari hasil visualisasi 3D diperoleh perhitungan volume lapisan bauksit pada daerah penelitian yaitu sebesar 1.725.000 m3.