Identifikasi Persebaran Batuan Gamping Pada Lapangan “NNA” Daerah Sulawesi Tengah Dengan Metode Resistivitas 2D.
Abstract
Batuan gamping, yang juga dikenal sebagai batu kapur atau limestone, adalah jenis batuan sedimen yang terutama terdiri dari mineral kalsit (kalsium karbonat atau CaCO3). Metode Resistivitas sering digunakan untuk eksplorasi batuan gamping karena mampu menangkap respon anomali dibandingkan batuan sedimen lainnya yang lebih basah atau mengandung lebih banyak material konduktif. Pada penelitian ini terdapat 20 lintasan dan hanya 15 lintasan yang memiliki kualitas baik dan terdistribusi dalam 5 kluster untuk dimodelkan. Pemodelan 2D Resistivitas menggunakan inversi smoothness – constrained least square method untuk mendapatkan distribusi batuan gamping dibawah permukaan. Batuan gamping diinterpretasikan memiliki nilai resistivitas tinggi, yakni >500 ohm.m, sedangkan batuan pasir, lempung, dan lumpur memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah <500 ohm.m. Hasil pemodelan ini mendapatkan estimasi volumetrik batuan gamping yang terdistribusi pada kluster A sebesar 9,940m3, kluster B sebesar 16,032m3, kluster C sebesar 10,101m3, kluster D sebesar 14,529m3, dan kluster E sebesar 15,387m3.