Identifikasi Akuifer Dengan Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner di Kampung Cipare, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan bumi, yang mengisi celah-celah dalam lapisan batuan. Air ini terbentuk melalui proses alami yang disebut siklus hidrologi, di mana air terus-menerus bergerak di alam. Metode geolistrik resistivitas sering digunakan untuk mendeteksi dan memanfaatkan air tanah dengan mengukur hambatan listrik pada batuan bawah tanah. Air tanah memiliki sifat konduktif yang relatif tinggi dibandingkan dengan area sekitarnya, sehingga memungkinkan penggunaan metode geolistrik resistivitas untuk pendeteksian dan pemanfaatannya. Dalam penelitian ini, digunakan konfigurasi Wenner dengan empat lintasan sepanjang 220 meter dan jarak antar elektroda 5 meter. Hasil lintasan menunjukkan kualitas yang cukup baik untuk dimodelkan, memberikan gambaran tentang kedalaman dan ketebalan akuifer dengan variasi error antara 2,3 hingga 2,8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari empat lintasan (lintasan 2, 3, dan 4) memiliki potensi akuifer yang signifikan, dengan nilai resistivitas rendah antara 0,5-2,5 ohm.m. Akuifer ini umumnya ditemukan pada kedalaman 10 meter, dengan beberapa zona mencapai kedalaman hingga 15 meter. Ketebalan zona air tanah pada lintasan-li